“Kami membutuhkan pemerintahan yang stabil dan kuat untuk menjalankan negara dan menyelamatkan negara,” tambahnya.
Klaim pemimpin oposisi itu muncul kurang dari tujuh bulan setelah Muhyiddin merebut jabatan Perdana Menteri Malaysia.
Pengangkatan Muhyiddin sebagai PM, menyusul kekacauan politik yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan Mahathir Mohamad.
Kantor perdana menteri tidak segera menanggapi klaim Anwar itu.
Jika Muhyiddin menemui raja terlebih dahulu, dia dapat menasihati raja untuk membubarkan parlemen dan mengadakan kembali pemilihan umum nasional.
Tapi Muhyiddin memiliki mayoritas suara yang tipis, dan ada spekulasi bahwa dia bisa membuat pemilihan baru untuk memenangkan mandat yang lebih kuat sebagai PM.
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim dikabarkan kembali menghadapi tuduhan kasus sodomi.
The Vibes melaporkan akhir pekan lalu, Anwar rupanya bukan hanya dinvestigasi oleh Kepolisian Malaysia karena klaim mayoritas.
Politisi senior berusia 73 tahun itu menyampaikan dia menghadapi 6 tuduhan termasuk satu di antaranya adalah sodomi.
Anwar menegaskan tuduhan sodomi ini adalah taktik politik busuk untuk menghentikannya karena dia sudah memegang mayoritas untuk menjadi perdana menteri baru negeri “Jiran”.