"Kami tidak ingin tertipu menjadi kampanye anti-China. Tentu saja kami mempertahankan kemerdekaan kami, tetapi ada keterlibatan ekonomi yang lebih dalam dan China sekarang menjadi negara paling berpengaruh di dunia bagi Indonesia, " katanya lagi.
Greg Poling, seorang analis Asia Tenggara dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington D.C. mengatakan, langkah AS yang mencoba untuk mendapatkan hak pendaratan untuk pesawat mata-mata adalah contoh yang ceroboh oleh militer AS.
"Itu adalah indikasi betapa sedikit pejabat di pemerintah AS yang memahami Indonesia," katanya kepada Reuters.
"Ada batasan yang jelas untuk apa yang dapat Anda lakukan, dan jika menyangkut Indonesia, batasan itu adalah dengan memasang sepatu bot di tanah," lanjutnya.
Menurut analis militer, AS baru-baru ini menggunakan pangkalan militer di Singapura, Filipina, dan Malaysia untuk mengoperasikan penerbangan P-8 di atas Laut China Selatan.
Cina telah meningkatkan latihan militer tahun ini, sementara AS telah meningkatkan tempo operasi navigasi, penyebaran kapal selam, dan penerbangan pengawasan.P-8 sudah dilengkapi dengan radar canggih, kamera definisi tinggi, dan sensor akustik, telah memetakan pulau, permukaan, dan alam bawah laut di Laut Cina Selatan setidaknya selama enam tahun.
Saat membawa sonobuoy dan rudal, pesawat ini dapat mendeteksi dan menyerang kapal dan kapal selam dari jarak jauh.
P-8 juga memiliki sistem komunikasi yang memungkinkannya untuk mengendalikan pesawat tak berawak. Poseidon juga memiliki sistem komunikasi yang memungkinkannya untuk mengendalikan pesawat tak berawak.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar