Sejak saat itu, mobil dan truk harus melakukan pengalihan di jalan tanah yang bergelombang.
Stepanakert, ibu kota Nagorno-Karabakh, hanya berjarak satu jam.
Lembah tersebut menurun sejajar dengan perbatasan Armenia, menuju front selatan tempat pertempuran berkecamuk antara pejuang separatis Armenia dan tentara Azerbaijan.
Ke arah inilah meriam ditembakkan, untuk menghentikan pasukan dari Baku membuat dorongan apapun ke arah manapun.
"Kami berada di desa yang berfungsi sebagai pintu gerbang strategis ke Artsakh, yang ditembus oleh Azerbaijan di selatan," kata Andranik Chaushyan, walikota desa, menggunakan bahasa Armenia, nama untuk Nagorno-Karabakh.
"Tujuan mereka adalah mencapai Lachin dengan datang melalui kami," katanya.
Dia meminta wartawan AFP untuk tidak menyebutkan nama desanya.
Source | : | Serambinews.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar