Pada tahun 1964 kapal itu tertatih-tatih kembali ke Dalzovod, Uni Soviet, untuk perbaikan dengan hanya tiga boiler yang masih berfungsi.
Para insinyur Soviet terkejut dengan kondisi Irian yang buruk, yang tampaknya tidak mendapat perawatan di Indonesia.
Setelah perbaikan kapal kembali ke Indonesia, tapi tak lama kemudian Soeharto mengambil alih negara dan memotong dana angkatan laut.
Irian dijadikan sebagai kapal barak, kemudian tongkang penjara, untuk beberapa waktu sebelum dinonaktifkan.
Kapal kosong itu kebanjiran badai tahun 1970 dan hancur.
Selain itu, antara tahun 1959 dan 1962 Indonesia memperoleh total 14 kapal selam jarak jauh bekas USSR kelas W.
Salah satunya dirombak di Surabaya pada tahun 1960, dengan bantuan teknis Soviet.
Saat menerima empat finalis pada tahun 1962, dilaporkan bahwa hanya enam yang akan beroperasi, dengan enam disimpan sebagai cadangan dan dua digunakan untuk suku cadang.
Kebijakan kanibalisasi suku cadang ini akan diterapkan secara kejam kepada seluruh armada Indonesia di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: 20 Hari Bakal di Balik Jeruji Besi, Rizieq Shihab Ditahan Polisi Karena Alasan Ini
Kelas 'W' dipersenjatai dengan senjata, 2,4 inci terberat, dan torpedo, 4 tabung ke depan dan 2 buritan.