Sementara itu, dilansir dari Daily Mail via Tribun-medan.com, Rabu (27/1/2021), kerabat korban virus corona Wuhan mengatakan pihak berwenang China telah menghapus grup media sosial mereka dan menekan mereka untuk tetap diam.
Sementara, saat ini tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berada di kota itu untuk menyelidiki asal-usul pandemi.
Puluhan kerabat telah bergabung secara online dalam upaya bersama untuk akuntabilitas dari pejabat Wuhan yang mereka salahkan karena salah menangani wabah yang melanda kota itu satu tahun lalu.
Namun, sejauh ini upaya tersebut telah digagalkan secara resmi oleh pemerintah dengan pemantauan kelompok media sosial dan intimidasi, kata keluarga terdekat.
Tetapi tekanan meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Tampaknya hal itu bertujuan untuk memberangus kritik apa pun dan menghindari rasa malu selama penyelidikan WHO yang sangat sensitif.
Grup di platform media sosial WeChat yang digunakan oleh 80 hingga 100 anggota keluarga selama setahun terakhir tiba-tiba dihapus tanpa penjelasan sekitar 10 hari yang lalu, kata Zhang Hai, seorang anggota grup dan kritikus vokal penanganan wabah corona.
"Ini menunjukkan bahwa (otoritas China) sangat gugup. Mereka takut keluarga-keluarga ini akan berhubungan dengan ahli WHO," kata Zhang (51), yang ayahnya meninggal di awal pandemi yang diduga Covid-19.
Para ahli WHO tiba di Wuhan pada 14 Januari dan dijadwalkan keluar dari karantina 14 hari pada Kamis.
Source | : | Serambinews.com,TRIBUN-MEDAN.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar