"Ketika WHO tiba di Wuhan, (pihak berwenang) secara paksa menghapus (grup itu). Akibatnya kami kehilangan kontak dengan banyak anggota," Zhang menambahkan.
Kerabat terdekat lainnya mengonfirmasi penghapusan grup. WeChat sendiri adalah platform media sosial yang dioperasikan oleh raksasa digital China Tencent.
Platform populer tersebut secara rutin menyensor konten yang dianggap tidak pantas oleh pemerintah.
Kerabat menuduh pemerintah provinsi Wuhan dan Hubei membiarkan Covid-19 lepas kendali dengan mencoba menyembunyikan wabah ketika pertama kali muncul di kota pada Desember 2019, kemudian gagal memberi tahu publik dan ceroboh dalam merespon.
Menurut angka resmi China, virus corona menewaskan hampir 3.900 di Wuhan, terhitung sebagian besar dari 4.636 kematian yang dilaporkan Tiongkok.
Namun, banyak kerabat dekat yang tidak mempercayai angka-angka itu.
Mereka mengatakan kelangkaan pengujian pada hari-hari awal wabah yang kacau membuat banyak orang kemungkinan besar telah meninggal tanpa dipastikan mengidap penyakit tersebut.
Meskipun China telah mengendalikan pandemi secara luas di negaranya, China telah menggagalkan upaya independen untuk melacak asal-usulnya.
Sebaliknya, China malah berusaha untuk melempar kesalahan atas korban manusia dan ekonomi dunia yang mengerikan dengan mengatakan, tanpa bukti, bahwa virus corona muncul di tempat lain.
Source | : | Serambinews.com,TRIBUN-MEDAN.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar