Penemuan dari Phnom Penh, yang belum direview untuk saat ini "tunjukkan jika Asia Tenggara menunjukkan area kunci untuk dipertimbangkan dalam pencarian asal Sars-CoV-2 yang masih berlangsung dan juga untuk menangani virus Corona di masa depan," ujar para ilmuwan itu.
Para ilmuwan itu terdiri dari ilmuwan dari Universitas Sorbonne dan Institut Pasteur di Perancis dan University of California, Davis, Amerika Serikat.
Mereka juga menambahkan data baru ke tubuh bukti tunjukkan jika Asia Tenggara dan China selatan sebagai sumber kelompok virus Corona yang lebih besar.
Virus Kamboja itu diambil dari uji swab kelelawar tapal kuda Shamel, yang disimpan untuk bagian proyek didukung UNESCO.
Proyek itu adalah proyek penelitian membandingkan keberagaman spesies di dua sisi Sungai Mekong di Kamboja utara.
Sampel dikirim kembali ke institut, di mana sampel itu disimpan dalam suhu minus 80 derajat Celcius.
Mengikuti wabah Covid-19, ilmuwan mulai lakukan tes tambahan pada sampel tersimpan untuk mencari virus Corona serupa.
Dari 430 sampel yang mereka teliti, 16 teruji positif virus Corona, dan di antara 16 itu ada dua yang memiliki rantai genom begitu mirip dengan Sars-CoV-2.
November lalu, Veasna Duong, ahli virologi di institut tersebut mengatakan penemuan lebih awal kepada majalah ilmiah Nature, dengan mengatakan ada indikasi kekerabatan virus tersebut.