Di Provinsi Rizal, Karapatan juga mengonfirmasi tewasnya dua aktivis menyusul insiden penembakan.
Sementara polisi yang melakukan penggerebekan pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal Karapatan Cristina Palabay mengatakan militer dengan patuh akan melakukan semua perintah Presiden.
Human Rights Watch (HRW) juga menyuarakan keprihatinan tentang penggerebekan mematikan tersebut.
Menurut HRW, berdasarkan laporan, operasi tersebut tampaknya merupakan rencana terkoordinasi oleh pihak berwenang.
“Insiden ini jelas merupakan bagian dari kampanye kontra-pemberontakan pemerintah yang semakin brutal yang bertujuan untuk menghilangkan pemberontakan komunis," ucap Phil Robertson, wakil direktur HRW Asia.
Pada hari Jumat lalu, Presiden Duterte memerintahkan operasi "kontra pemberontakan" terhadap pemberontak komunis di Mindanao.
"Saya telah memberi tahu militer dan polisi bahwa jika mereka terlibat pertempuran bersenjata dengan pemberontak komunis, bunuh mereka."
"Pastikan Anda benar-benar membunuh mereka dan menghabisi mereka jika mereka masih hidup," kata Duterte.
Source | : | intisari,Serambinews.com |
Penulis | : | Nicolaus |
Editor | : | Nicolaus |
Komentar