3. Persuasi kepada mereka.
Misalnya, proses penyuntikan cepat, tidak lama, dan ukuran jarum semakin kecil.
Penerapannya saat ini sudah lebih canggih sehingga tidak akan menyakitkan dan diberikan alkohol swab yang nyaman dan tidak akan keluar darah.
4. Berikan ketenangan ketika vaksinasi.
Misalnya ditemani dan boleh memegang tangan atau memeluk yang menemani.
5. Mereka yang mengalami fobia jarum suntik bisa melakukan afirmasi kepada diri sendiri secara berulang- ulang bahwa jarum suntik tidak semenakutkan dan vaksin penting bagi kesehatan di masa pandemi ini.
6. Melakukan relaksasi dengan mengatur napas sebelum vaksin dan meminta bantuan kepada petugas kesehatan yang akan melakukan suntikan vaksin untuk mengajak berbicara saat disuntik agar tidak fokus pada jarum suntik secara terus-menerus.
Sementara itu, psikolog klinis, Veronica Adesla mengatakan, penanganan orang dengan fobia vaksin bisa diberikan lebih ke arah praktis. Artinya, tindakan yang dapat mendukung terciptanya suasana yang lebih rileks saat disuntik vaksin.
Ini beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Memutar musik yang menenangkan
- Membangun suasana yang hangat
- Menyelipkan candaan ringan
- Mengajak bicara orang yang akan disuntik
- Berbicara dengan nada yang menenangkan (nada rendah atau lembut)
- Mempersiapkan orang yang akan disuntik, misalnya dengan mengucap "tahan napas sebentar ya"
- Hindari suasana dengan candaan yang justru membuat tegang, seperti "kok buang muka sih", "ini mah enggak sakit", dan "masa gitu aja takut".