Gridhot.ID - Baru-baru ini peristiwa kecelakaan pesawat kembali terjadi di Indonesia.
Kecelakaan pesawat tersebut tejadi diDusun Wates, Desa Dawu, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.
Benda tersebut adalah bagian dari pesawat T-50i Golden Eagle.
Hal itu disampaikan oleh Penerangan Landasan Udara (Lanud) Iswahjudi Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Dilansir dari Intisari-Online, Lanud Iswahjudi memastikan jika benda yang jatuh dari langit Selasa (10/8/2021) pukul 07.50 WIB merupakan bagian dari pesawat T-50i Golden Eagle.
“Masyarakat tidak perlu khawatir benda tersebut kami pastikan tidak membahayakan, ini komponen bagian dari pesawat T-50i Golden Eagle,” ujar Pejabat Pengganti Sementara Kepala Penerangan Lanud Iswahjudi Madiun Kapten Sus Yudha Pramono, melalui siaran pers, Selasa.
Onderdil pesawat itu saat ini sudah diamankan.
Namun kebingungan selanjutnya adalah mengapa onderdil itu bisa lepas dari tubuh pesawat tempur.
Padahal, pesawat tempur T-50i Golden Eagle adalah pesawat tempur yang baru masuk ke Indonesia akhir Juli lalu.
Pesawat itu dibeli oleh Kementerian Pertahanan RI untuk TNI AU dari Korea Selatan (KAI).
Ada 6 unit pesawat T-50i Golden Eagle yang dibeli Indonesia secara bertahap.
Pengusutan Intisari mendapatkan fakta bahwa pesawat ini cukup populer dan dibeli tak hanya oleh Indonesia tapi juga negara lain.
Termasuk Singapura dan Filipina.
Namun di dua negara tersebut pesawat ternyata mengalami kecelakaan.
Melansir Aerossurance, pada 6 Februari 2018, sebuah pesawat latih T-50 Golden Eagle Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) mengalami ekskursi landasan pacu dan terbalik saat formasi lepas landas di Singapore Airshow.
T-50 membelok ke kanan Runway 20R di Bandara Changi saat lepas landas untuk tampilan udara dengan 7 T-50 lain dari tim tampilan terbang ROKAF.
Selanjutnya, pesawat zig-zag di landasan sekitar 750 meter sebelum tergelincir dari tepi kiri landasan.
Dalam laporan investigasi keselamatan mereka, penyelidik dari Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura ( TSIB ) melaporkan bahwa:
Pesawat kemudian terbalik dan berhenti di rumput di samping landasan pacu. Tak lama setelah itu, bagian ekor pesawat terbakar, yang padam oleh layanan penyelamatan dan pemadam kebakaran Bandara Changi. Pilot, yang merupakan satu-satunya penumpang pesawat, keluar dan tidak terluka.
Jatuhnya pesawat itu juga terjadi di Filipina, sampai membuat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, begitu kecewa.
"Kami hanya punya apa, dua FA-50s? Mengapa Anda membeli itu?" demikian ujarannya Juni 2016 mengutip National Interest.
"Sungguh buang-buang uang. Anda tidak bisa menggunakannya untuk anti-pemberontakan, yang merupakan masalah saat ini. Anda hanya bisa menggunakannya untuk upacara penerbangan," ujarnya.
Angkatan Udara Filipina tercatat memiliki 12 unit jet tempur tersebut tahun 2017.
Ia menambahkan: "Hanya ada satu tujuan membeli itu. Untuk menyamai kekuatan udara… setidaknya 1 lawan satu dengan China. Namun di luar karang Scarborough, kami bertaruh, ada 300 pesawat MiG di sana yang bisa mencapai Manila dalam 6 menit."
Sementara berkampanye pada Maret 2016, Durterte mengatakan jet tempur Korea hanyalah membuang uang negara dan tidak akan bisa mengalahkan pesawat tempur China.
Jet tempur T-50 atau FA-50 Golden Eagle dirancang untuk menjadi pesawat latihan canggih oleh perusahaan aviasi Korea Selatan, KAI.
Pesawat dibuat berdasarkan pengalaman F-16 Fighting Falcons yang memproduksi lisensi perusahaan.
Golden Eagle pertama kali dibuat tahun 1997, menggunakan elemen desain Falcon dan menerima 13% dananya dari Lockheed Martin.
Pesawat ini juga menjadi pesawat supersonik pertama Korea Selatan yang dirancang secara asli.
T-50 Golden Eagle dibuat untuk melayani sebagai Lead-In Flight Trainer (LIFT) dua kursi, jet yang dimaksudkan mempersiapkan pilot saja.
Artinya pesawat ini hanya digunakan untuk melatih pilot bisa menerbangkan pesawat tempur sebenarnya.
Kecepatannya bisa mencapai lebih dari 1100 mil per jam dan terbang sampai ketinggian 48 ribu kaku.
Pesawat ditenagai oleh satu turbofan General Electric E404.(*)