Gridhot.ID- Kasus pandemi covid-19 di Indonesia kini semakin berpengaruh ke berbagai bidang.
Salah satu yang nampak signifikan efeknya adalah dari segi keuangan negara.
Hal ini mapak pada kondisi utang Indonesia membengkak selama pandemi berlangsung di Tanah Air.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan memaparkan bahwa utang Indonesia meningkat hingga menyentuh angka Rp 6,5 triliun.
Merujuk artikel terbitan Kompas.com, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, posisi utang pemerintah pada akhir Juli 2021 mencapai Rp 5.570,17 Triliun.
Rasio utang tersebut sebesar 40,51 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Posisi utang pada Juli itu meningkat sekitar Rp 15,16 triliun dibandingkan dengan posisi akhir Juni sebesar Rp 6.554,56 triliun.
Melihat tingginya angka utang ini, Sri Mulyani terus memutar otak untuk mencari cara melunasinya.
“Utang harus dikelola, kalau kemarin utang jadi naik ya kita sekarang harus kelola mencari sumber pembiayaan paling kompetitif,” kata Sri Mulyani ketika menyampaikan kuliah umum secara virtual, Jumat (3/9/2021).
Bendahara negara ini pun menyebutkan salah satu cara yang paling kompetititf untuk melunasi utang ini adalah melalui pasar surat berharga.