Vaksin perlu dibekukan pada suhu yang bisa turun hingga minus 80 derajat Celcius, lebih dingin dari musim dingin di Antartika.
Kondisi logistik yang tidak aman, ditambah dengan umur simpan vaksin yang pendek, menyebabkan Malawi membakar hampir 20.000 dosis dari 102.000 dosis yang dikirim ke negara itu pada 26 Maret, hanya lebih dari dua minggu sebelum vaksin habis.
Banyak negara lain di Afrika juga tidak dapat menggunakan vaksin yang diberikan sebelum habis masa berlakunya.
Afrika Selatan atau Nigeria menyerahkan sebagian vaksin ke negara-negara miskin lainnya ketika tanggal kedaluwarsa hanya beberapa minggu.
Baca Juga: Geger Ketua KPI Janji Jauhkan Saipul Jamil dari Dunia Hiburan: Ini Lawannya Etika
Sedangkan sebagian besar negara yang menerima vaksin tidak dapat menyebarkan semua vaksin dalam waktu sesingkat itu.
Di AS, prosedur hukum menjadi penghalang yang membuat banyak negara bagian memiliki surplus vaksin tetapi tidak dapat membaginya dengan negara-negara yang membutuhkan seperti India (saat gelombang epidemi beberapa bulan lalu) atau dua negara tetangga, Kanada dan Meksiko.
Bahkan jika Universitas Arizona secara aktif mengusulkan untuk menggunakan klinik keliling universitas untuk mengirimkan vaksin ke Meksiko, mendapatkan vaksin melintasi perbatasan masih tidak mudah.
Negara bagian tidak memiliki wewenang untuk memutuskan vaksin, karena produk didistribusikan dengan dana federal, sementara pejabat di Washington telah menyebutkan alasan "logistik dan hukum" yang sulit untuk menolak vaksin.(*)
Komentar