GridHot.ID - Kebanyak warga Indonesia tentu sangat mengenal negaraa Timor Leste.
Sebagaimana diketahui, Timor Leste (dulu dikenal Timor Timur) sempat menjadi bagian dari Indonesia sebagai provinsi ke-27.
Melansir Kompas.com, pada 30 Agustus 1999, Timor Leste mengadakan jejak pendapat atau referendum untuk memilih melepaskan diri atau tetap bersama Indonesa.
Referendum yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengakhiri konflik yang terjadi sebelumnya, serta memberi jalan bagi mereka meraih lepas dari Indonesia.
Timor Leste baru resmi diakui sebagai negara secara internasional 3 tahun setelah pemungutan suara, yaitu pada 2002.
Melansir Intisari-online.com, Timor Leste yang berdiri sebagai negara sendiri tentu melakukan ekspor.
Diketahui dari oec.world pada Jumat (21/5/2021), ekspor utama Timor Leste adalah minyak mentah.
Berdasarkan data yang diambil pada tahun 2019, Timor Leste bisa mendapatkan 54,7 juta Dolar AS dari ekspor utamanya itu.
Tidak hanya minyak mentah, Timor Leste juga memiliki ekspor lain.
Misalnya petroleum gas (gas minyak bumi yang dicairkan), kopi, dan beberapa jenis makanan seperti rumput laut, bit gula, hingga tebu.
Timor Leste sebagian besar mengekspor ke sejumlah negara. Di antaranya:
1. Singapura (56,8 juta Dolar AS),
2. China (22,5 juta Dolar AS),
3. Jepang (9,58 juta Dolar AS),
4. Indonesia (6.56 juta Dolar AS), dan
5. Amerika Serikat (4,94 Dolar AS).
Walau begitu, kenapa Timor Leste tetap jadi negara miskin di dunia?
Pada tahun 2019, ekonomi negara itu menempati peringkat ke-166 dalam hal Produk domestik bruto (PDB).
Serta peringkat ke-189 dalam total ekspor, nomor 188 dalam total impor, nomor 151 perekonomian dalam hal PDB per kapita.
Meski memiliki kilang minyak dan minyak mentah menjadi ekspor utama mereka, nyatanya negara itu tetap terjerumus dalam kelaparan.
Alasannya karena proyek Tasi Mane. Lantas apa itu proyek Tasi Mane?
Mengutip dari ABC News Australia, Xanana Gusmao diketahui memimpin proyek Tasi Mane.
Proyek Tasi Mane disebut-sebut akan mengeluarkan Timor Leste dari kemiskinan.
Sayangnya ambisi itu malah membuat Timor Leste jatuh dalam jeratan utang China.
Sebab untuk membangun proyek Tasi Mane, Timor Leste harus membangun infrastruktur besar-besaran. Tentu saja itu membutuhkan biaya yang besar.
Timor Leste kemudian meminjam dana dari China dan meminta bantuan Australia.
Berbanding terbalik dengan Timor Leste, Indonesia justru menghasilkan banyak uang dari nilai ekspor Indonesia ke Timor Leste.
Alasannya karena letak geografis Indonesia dan Timor Lester bersebelahan.
Hasilnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia ke Timor Leste tumbuhsekitar 5% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 221,34 juta Dollar AS pada 2020.
Rupanya ada satu alasan mengapa nilai ekspor Indonesia ke Timor Leste tumbuh yakni karena Timor Leste merupakan salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
Sanking dekatnya, dua negara ini bisa dicapai hanya dengan moda transportasi darat.
Oleh karenanya, ekspor Indonesia ke Timor Leste berkontribusi sebesar 29% terhadap total ekspor yang menggunakan transportasi darat.
Transportasi udara juga naik, tapi hanya 175 ribu Dollar AS atau 0,08%.
(*)