Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dikutip Bakhtar menyatakan, kelas bagi murid putri SMP akan segera dibuka.
Dilansir BBC, Mujahid berkilah mereka tengah merapatkan isu ini dan akan segera memberikan detil pembagian gurunya.
Selain itu, Mujahid menerangkan milisi juga membahas masalah transportasi bagi murid putri untuk kelas di atasnya.
Meski begitu, murid putri dan orangtua mereka mengeluhkan prospek mereka bisa kembali mendapatkan pendidikan begitu kecil.
"Saya begitu khawatir akan masa depan saya," ujar salah satu siswi, yang bercita-cita menjadi pengacara.
Dia menuturkan setiap hari, dia bangun dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri mengapa dia masih hidup.
"Apakah saya harus diam saja di rumah dan menunggu seseorang mengetuk dan melamar saya? Apakah ini hidup menjadi perempuan?" keluhnya.
Sementara orangtuanya mengatakan, ibunya dulu buta huruf sehingga ayahnya terus-menerus mengejeknya. Karena itulah, dia tak ingin anaknya seperti ibunya.
Murid putri lain, berusia 16 tahun dan tinggal di ibu kota Kabul mengungkapkan hidupnya kini sangat hampa.