Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dulu Jadi Teman Duet Lucinta Luna, Nur Sajat Kini Jadi Buronan Rakyat Malaysia, Kelakuannya Ini yang Bikin Negeri Jiran Gempar Sampai Mencarinya ke Negara Tetangga

Desy Kurniasari - Sabtu, 20 November 2021 | 18:13
Lucinta Luna dan Nur Sajat
Kolase Instagram @lucintaluna dan YouTube Lucinta Luna

Lucinta Luna dan Nur Sajat

GridHot.ID - Pengusaha kosmetik Nur Sajat menjadi pusat perhatian.

Terlebih setelah ia ditangkap di Thailand terkait kepemilikan passport yang tidak valid.

Melansir Tribunnews.com, menurut New Straits Times, Sajat ditangkap oleh imigrasi Thailand pada 8 September 2021.

Baca Juga: Sembarangan Klaim Budaya Wayang Kulit Milik Malaysia, Akun Instagram Adidas Diserbu Netizen +62, Tretan Muslim: Upin Ipin is From Malaysia, Wayang From Indonesia

Sumber mengungkapkan kepada Harian Metro bahwa wanita transgender berusia 36 tahun itu ditangkap di sebuah kondominium mewah di Bangkok, tempat dia tinggal bersama seorang pria.

Sumber tersebut juga menyebut Sajat telah bersembunyi di kediaman itu sejak awal Maret.

Di Malaysia, Sajat dicari karena tidak hadir dalam persidangan Februari tahun ini.

Baca Juga: Artis Indonesia Anak Mantu Siti Nurhaliza Gelar Pesta Ultah Luar Biasa Mewah, Istri Pengusaha Kaya Raya Asal Malaysia Ini Justru Bagi-bagi Uang Rp 3 Miliar ke Tamu Undanganya, Begini Penampakannya

Hakim Mohammad Khalid Shaee kemudian mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Nur Sajat berada di bawah pengawasan ketat otoritas Malaysia sejak 2016, di mana saat itu dia mengumumkan secara terbuka bahwa dirinya seorang wanita.

Sejak itu, Sajat kerap menerima ancaman cyberbullying dan bahkan ancaman kematian.

Nasibnya sebagai trans pun sering diberitakan oleh media internasional.

Dilansir dari Kompas.com, September lalu, tersiar berita bahwa otoritas imigrasi Thailand melakukan penahanan yang tidak biasa di Bangkok.

Baca Juga: Malaysia Gonjang-ganjing Kasus Mutasi Covid-19 Terbaru, Luhut Kembali Perketat PPKM untuk Antisipasi Varian AY.4.2, Berikut Aturannya

Mereka menahan Nur Sajat Kamaruzzaman, seorang pengusaha kosmetik asal Malaysia berusia 36 tahun. Dikenal tampil glamor, dia pun punya banyak pengikut di media sosial.

Pihak berwenang Malaysia segera meminta pemulangan warganya itu, atas tuduhan menghina Islam. Tuduhan itu diajukan pada Januari. Atas tuduhan itu, Nur Sajat terancam hukuman hingga tiga tahun penjara.

Nur Sajat
Instagram

Nur Sajat

Tuduhan itu lantaran Nur Sajat pernah menggunakan baju kurung - pakaian tradisional lengan panjang yang digunakan perempuan Melayu - saat upacara keagamaan yang ia selenggarakan secara pribadi 2018 lalu.

Baca Juga: Pamer Sedang Bersih-bersih Karpet di Madinah, Artis Kondang Ini Bahagia Setengah Mati Bisa Jadi Cleaning Service Masjid Nabawi, Netizen Sampai Pada Iri

Dalam pandangan otoritas Malaysia, Nur Sajat adalah laki-laki, dan di bawah hukum Islam, seorang pria haram hukumnya berpakaian seperti perempuan.

Nur Sajat adalah seorang transpuan, dan karena itu ia diberikan status sebagai imigran, dan diizinkan oleh Thailand untuk mencari suaka di Australia.

Berbicara kepada BBC dari Sydney, ia mengatakan tak punya pilihan untuk minggat dari negaranya, setelah mendapat serangan dari para pejabat JAIS, departemen urusan agama di negara bagian Selangor, yang telah mengajukan tuntutan hukum kepada dirinya.

"Saya harus melarikan diri. Saya diperlakukan dengan kasar, saya dipukul, didorong, diborgol, semua itu dilakukan di depan orang tua dan keluarga saya. Saya dipermalukan dan sedih. Saya berusaha untuk bertindak kooperatif, tapi mereka tetap saja melakukan itu kepada saya," katanya.

"Mungkin ini karena mereka melihat saya sebagai seorang transpuan, jadi mereka tidak peduli jika saya dipegang, dipukul dan diinjak. Kami transpuan juga punya perasaan. Kami punya hak untuk hidup layak seperti orang normal lainnya."

Nur Sajat

Nur Sajat

Baca Juga: 'Saya Mau Cari Saham Akhirat', Artis yang Baru Nikah 2 Bulan Ini Rela Dimadu dan Carikan 3 Wanita untuk Suaminya, Begini Pengakuannya

'Kebingungan gender'

Nur Sajat adalah pengusaha yang sukses dan mandiri. Tujuh tahun lalu, kata dia, mulai berpromosi melalui media sosial. Dia mengembangkan sendiri ramuan perawatan kulit dan suplemen kesehatan, sangat berhasil dengan sebuah korset yang membawa nama merek dagangnya.

Dengan sebuah penampilan yang anggun dan unggahan media sosial yang lucu, ia memperoleh ratusan ribu pengikut, dan menjadi seorang selebriti nasional. Lalu, status gendernya mulai dipertanyakan.

Tapi itu sudah menjadi rahasia umum. Nur Sajat pernah mengambil bagian dari kontes kecantikan transpuan terkenal di Thailand pada 2013, dan memenangi penghargaan atas tariannya.

Baca Juga: Viral Aksi Arogan Kapolres Nunukan ke Bawahannya, Tendang dan Gampar Brigadir SL hingga 'Dibuang' ke Perbatasan Malaysia, Kapolda Kaltara Beberkan Kronologinya

Apa yang membuat dahi warga Malaysia berkerut, ia juga seorang Muslim yang taat, dan mengunggah foto menggunakan hijab.

Nur Sajat menjelaskan kepada mereka yang bertanya-tanya, bahwa dia terlahir dengan dua jenis kelamin, yaitu pria dan perempuan atau interseks - sebuah kondisi yang di dalam Islam lebih ditoleransi dibandingkan sengaja mengubah jenis kelamin bawaan lahir.

Pada 2017, Nur Sajat mengumumkan bahwa secara fisik, dia sudah sepenuhnya menjadi seorang perempuan, dan mengunggah keterangan dari dokter untuk mendukung pernyataannya.

Namun, pihak berwenang memutuskan untuk melakukan penyelidikan. JAKIM, Departemen Pembangunan Islam, mengatakan hal itu harus dibuktikan bahwa dia terlahir sebagai interseks. Mereka menawarkan untuk membantu Nur Sajat dengan apa yang disebut "kebingungan gender".

Nur Sajat makin menjadi sorotan dan kontroversial setelah ia mempublikasi foto-foto menggunakan mukena bersama keluarganya saat umrah ke Mekah, akhir tahun lalu. Hal ini memancing kritik dari kalangan Muslim konservatif.

Baca Juga: Awalnya Ikhlas Dijadikan Istri Kedua, Artis Cantik Ini Akhirnya Batal Menikah, Rahasia Calon Suaminya Terbongkar Setelah Istikharah

Nur Sajat kemudian meminta maaf karena telah membuat kegaduhan, tapi kurang dari setahun kemudian dia menghadapi tuntutan pidana.

"Ketika saya berada di Tanah Suci, saya bertanya pada diri saya sendiri. Mungkin ada alasan bagaimana saya dilahirkan? kata Nur Sajat.

"Sebagai seorang transpuan, dan Muslim, saya yakin saya punya hak untuk mengekspresikan agama saya dengan cara saya sendiri. Tak ada alasan bagi mereka untuk menghukum saya, seolah-olah mereka sedang melakukan pekerjaan Tuhan."

Baca Juga: Koar-koar Klaim Batik Berasal dari Negeri Jiran, Miss World Malaysia Lavanya Sivaji Langsung Habis Dihujat Netizen Indonesia, Berikut Klarifikasi dan Permintaan Maafnya

BBC telah mengajukan pertanyaan kepada Departemen urusan Agama Malaysia untuk menanggapi kasus Nur Sajat, tapi tak ada respons.

Pada September lalu, Menteri urusan Agama, Idris Ahmad mengatakan, "Jika dia ingin kembali kepada kita, mengakui kesalahan, bila dia ingin kembali ke wujud aslinya, itu tidak masalah. Kita tidak akan menghukumnya, kita hanya ingin mendidiknya."

Kami bertanya kepada Mohammad Asri Zainul Abidin, seorang Mufti atau penasehat Islam senior di negara bagian Perlis, apakah mungkin Muslim Malaysia bisa menerima transgender?

"Bagi saya, Sajat adalah kasus khusus," katanya. "Sajat melakukan banyak hal yang memancing reaksi otoritas keagamaan. Normalnya, dalam Islam kami tidak mencampuri urusan pribadi. Itu masalah Anda dan Tuhan. Tapi kami tidak akan mengakui dosa ini. Jika Anda merasa seperti seorang perempuan, dan ingin masuk toilet perempuan, ya tidak boleh."

Malaysia punya sistem hukum ganda; dengan hukum Syariah Islam yang digunakan di 13 negara bagian, dan tiga wilayah federal negara itu, untuk mengatur masalah rumah tangga dan moral bagi 60 persen penduduk yang beragama Islam. Hal ini menciptakan persoalan yang berlanjut tehadap komunitas LGBTQI.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Artis Senior Ini Berduka Kehilangan Putrinya, Safura Yacob Ceritakan Kondisi Terakhir Anak Gadisnya Sebelum Dimakamkan

"Hukum Syariah secara khusus mengincar komunitas kami di setiap negara bagian," kata Nisha Ayub, seorang aktivis transgender yang pernah dipenjara karena menggunakan pakaian perempuan.

"Dan karena keberadaan Hukum Syariah, kami punya politisi, para tokoh, otoritas agama yang mengeluarkan pernyataan sangat negatif mengenai komunitas ini. Dan ini menciptakan ketidaknyamanan, lingkungan yang tidak memungkinkan bagi kami."

Nur Sajat dalam video klip lagu 'Bobo Dimana'
Tangkap Layar Youtube Lucinta Luna

Nur Sajat dalam video klip lagu 'Bobo Dimana'

Bergerak ke arah 'Islamisasi'

Tapi dulunya, tidak seperti ini.

"Malaysia pernah sekali-kalinya sangat toleran dan menerima komunitas transgender," kata Rozana Isa, pendiri Sisters in Islam, sebuah kelompok yang memperjuangkan hak-hak permepuan di dalam Islam, yang mendukung Nur Sajat.

Baca Juga: Dinikahi Bos Pemilik Perusahaan Kosmetik Nomor 1 Malaysia, Penyanyi Kondang Ini Tinggal di Rumah Mewah Bak Istana Sultan, Begini Potretnya

"Kamu lihat mereka hidup sangat menonjol di antara keluarga, di komunitas, mengambil bagian dari kehidupan masyarakat. Tapi lebih dari 30 tahun, kami telah memulai kebijakan Islamisasi. Jadi, Anda bisa melihat lebih banyak aturan dan banyak interpretasi Islam, yang jauh lebih sempit dalam penerimaan keberagaman."

Islam bukan hanya agama resmi di Malaysia, tapi juga didefinisikan sebagai atribut penting sebagai orang Melayu, kelompok etnis terbesar di negara itu.

Untuk memenangi pemilu, partai politik tahu mereka harus melakukan yang terbaik di wilayah yang disebut sebagai "pusatnya orang Melayu itu," di mana masyarakat cenderung memiliki pandangan keagamaan yang lebih konservatif. Parpol kerap berkampanye di wilayah-wilayah ini dengan janji untuk lebih keras lagi membela nilai-nilai Islam.

Dengan situasi politik Malaysia yang bergejolak baru-baru ini, dan ekonomi yang terpuruk karena Covid-19, sejumlah orang menduga serangan berlebihan kepada Nur Sajat lebih digerakkan oleh pemerintahan lemah yang berupaya mendapat dukungan banyak pemilih Muslim.

Tapi Nisha Ayub berpendapat, ini masih menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memastikan perlindungan terhadap hak-hak transgender, terlepas dari pandangan Islam yang berbeda. Dia mengatakan bahwa negara Islam lainnya, seperti Pakistan dan Iran, telah mengubah peraturan terkait hal ini.

Baca Juga: Viral, Ibunya Nikahi Brondong, Anak Bingung Panggil Ayah Tiri yang Ternyata Usianya Jauh Lebih Muda: Adik?

"Jika pemimpin kami mau mengakui minoritas sebagai bagian dari masyarakat, segalanya bisa berubah," katanya. "Semua diawali dari aturan yang perlu direformasi. Selama hukum secara khusus menargetkan komunitas kami, segalanya tidak akan pernah berubah."

Nur Sajat sangat merindukan putra dan putri adopsinya, yang sedang dalam pengasuhan keluarganya di Malaysia. Tapi dia mendapat kesempatan untuk berbagi pengalamannya dengan transgender lainnya di Australia. Rozana Isa, pendiri Sisters in Islam menyerukan warga Malaysia untuk ebih terbuka dan dewasa dalam bermedia sosial.

Baca Juga: Lintasi Perbatasan Singapura Seenak Jidat, Helikopter Polisi Malaysia Hampir Jadi Santapan Serangan F-16 'Kota Singa'

"Kenapa kita begitu menyalahkan Sajat? Dia tidak pernah melukai siapa pun dalam unggahannya, atau saat berada di Mekah. Kita malah harus mengawasi diri kita sendiri dari pada menghakimi orang lain."

(*)

Source :Kompas.comTribunnews.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x