klan dan suku bersatu di belakang pemimpin perlawanan karismatik Xanana Gusmao dan perang gerilya tingkat rendah berlangsung sampai Suharto digulingkan dari kekuasaan.
Di tengah krisis keuangan dan pemerintahan baru yang disebut pemungutan suara cepat untuk penentuan nasib sendiri untuk 30 Agustus 1999.
Lebih dari 78 persen memilih kemerdekaan, jauh lebih besar daripada yang berani dibayangkan oleh para loyalis pro-Jakarta dan itu membuat marah pemimpin milisi Eurico Guterres yang menyerukan pembantaian siapa pun yang mendukung Gusmao dan separatisnya.
Pria, wanita dan anak-anak ditembak, dibantai dengan pedang, diperkosa dan disiksa.
Sementara itu, dilansir dari Serambinews.com, Kilang-kilang minyak di wilayah Timor Leste kini dikabarkan mengering hingga berimbas besar bagi negara tetangga Indonesia tersebut.
Negara tersebut diketahui hanya bergantung pada tambang minyak yang mereka miliki untuk menjalankan roda pemerintahan.
Ambang kebangkrutan pun disebut tengah mengintai negara tentanggan yang berbatasan langsung dengan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut.
Sebagai informasi setidaknya ada tiga sumur eksplorasi di darat Timor Leste akan dibor dalam waktu dekat ini oleh salah satu Perusahaan Australia bernama Timor Resources.
Source | : | intisari-online.com,Serambinews.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar