Lewat konstitusi negara, keragaman bahasa ini diabadikan, demi mencegah kerumitan bahasa.
Namun, pada akhirnya Tetum sendiri menjadi tidak berguna di luar Timor Leste.
Meski banyak dipahami oleh hampir seluruh warga Timor Leste dan menjadi bahasa perdagangan, namun kosa katanya sangat terbatas dan tidak dimengerti oleh mereka yang tinggal di luar pulau itu.
Sementara, walaupun bahasa Portugis hanya dipakai oleh 10% warga Timor Leste, namun bahasa ini lebih diperkenalkan lagi dalam pemerintahan, pengadilan, dan sekolah.
Sejarah bahasa Timor Leste
Tetum adalah Lingua franca (bahasa asli) dan bahasa nasional Timor Leste, yang merupakan bahasa Melayu-Polinesia yang dipengaruhi oleh bahasa Portugis, yang memiliki status yang sama sebagai bahasa resmi
Tetum telah menjadi bahasa asli Timor Leste sejak paruh kedua abad ke-19 dan menjadi bahasa sehari-hari di gereja.
Pada saat Timor Leste di bawah kekuasaan Portugis, semua pendidikan dilakukan melalui media Portugis, meski bersama dengan bahasa Tetum dan bahasa lainnya.
Secara khusus, Portugis mempengaruhi dialek Tetum yang diucapkan di ibu kota, Dili yang dikenal sebagai Tetun Prasa.
Ini merupakan lawan dari versi yang lebih tradisional berbicara di daerah pedesaan, yang dikenal sebagai Tetun Terik.