Namun setelah 2 minggu sekolah, dua dari tiga santri tersebut malah dikeluarkan dari sekolah.
Hal itu terjadi karena pihak sekolah mengatahui bahwa mereka berdua telah memiliki bayi.
Diah mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak provinsi agar para korban bisa kembali bersekolah, bagaimanapun caranya.
Karena para korban masih sangat kuat keinginannya untuk kembali bersekolah.
“Tadi saya sudah koordinasi dengan Ibu Gubernur, provinsi siap bantu agar mereka bisa sekolah kembali bagaimana caranya nanti dibahas,” jela dia.
Sekolah menolak menerima korban
Diah mengakui memang ada beberapa kesulitan yang dihadapi untuk membuat korban bisa kembali sekolah.
Salah satunya karena penolakan pihak sekolah untuk menerima korban menjadi siswa.
Padahal pihak sekolah sudah dijelaskan terkait kasus yang menimpa korban, tapi tetap saja sekolah menolaknya.
Akhirnya dua orang korban yang dikeluarkan dari sekolah tersebut kini belum bisa kembali bersekolah.
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar