Malam itu beberapa tahun yang lalu, lapas mendapatkan perintah untuk memindahkan Mary Jane Veloso ke Nusakambangan, Jumat dini hari, setelah mendapatkan perintah, pihak lapas langsung membangunkan Mary Jane Veloso yang tertidur lelap di Lapas yang berada di pusat Kota Yogya itu.
Mary Jane Veloso juga sudah mengerti ia dibangunkan untuk segera dipindahkan ke lokasi eksekusi mati.
Setelah bangun, Mary Jane Veloso menyempatkan diri untuk berdoa sebelum akhirnya di bawa ke Cilacap, tak disangka, dia akhirnya balik lagi ke Yogyakarta.
Mary Jane Veloso kala itu menjadi satu-satunya dari sembilan terpidana mati yang sudah dijadwalkan eksekusi.
Instruksi dari Presiden Jokowi turun pada detik-detik menjelang Mary Jane Veloso akan menghadap regu tembak.
Alasannya, ibu dua anak asal Filipina itu masih dibutuhkan keterangannya karena perekrutnya.
Kala itu penyelidikan dibutuhkan lebih lanjut atas andil keterlibatannya.
Pihak Mary Jane Veloso sudah menempuh berbagai upaya hukum.
Namun, upaya hukum yang telah ditempuhnya itu sampai ditolaknya Peninjauan Kembali (PK) kedua.
Namun di detik-detik akhir menjelang eksekusi, Presiden Jokowi menundanya.
Sebelumnya, Presiden Filipina meminta langsung kepada Indonesia untuk menunda eksekusi terhadap perempuan yang kala itu masih berumur 30 tahun.
Source | : | Surya.co.id,tribunnewsmaker |
Penulis | : | Egista Hidayah |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar