Untuk mengetahuinya, seseorang harus sudah tahu wetonnya terlebih dahulu.
Caranya adalah mengetahui hari dan pasaran atau pancawara, nama hari dalam bahasa jawa.
Pancawara terdiri dari Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.
Sementara hari, jika sebagai saptawara atau tujuh hari, maka menjadi Ngadah atau Ahad, Senen, Slasa, Rebo, Kemis, Jemuwah, dan Setu.
Melansir Kompas.com, Filolog dan Konsultan Pawukon di Museum Radya Pustaka Surakarta Totok Yasmiran mencontohkan, jika seseorang lahir pada 14 November 1993, maka weton orang yang lahir pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut adalah Ahad Pahing.
Artinya, dia lahir pada hari Minggu dengan pancawara Pahing.
Berdasarkan weton Ahad Pahing, karakter dasarnya adalah Lakuning Rembulan dan Wasesa Segara.
Sementara untuk orang yang lahir pada Ahad Wage, menurut contoh lain dari Totok, karakter dasarnya adalah Lakuning Angin dan Satriya Wibawa.
Penjabaran makna dapat dilihat melalui dua hal, salah satunya adalah pangasaran atau penggolongan watak manusia berdasarkan saptawara dan pancawara.
Sementara hal lainnya adalah pancasuda, atau penggolongan watak manusia yang dihitung dari angka-angka khusus yang diberikan pada saptawara dan pancawara.
Untuk lebih jelasnya, berikut Kompas.com rangkum berdasarkan penjabaran dari Totok:
Pangasaran
Aras Tuding, sifatnya telunjuk jari: Sering ditunjuk dalam hal apa pun
Aras Kembang, sifatnya bunga: Memesona memikat lawan jenisnya
Lakuning Lintang, sifatnya bintang: Lemah hati, kesepian dan sengsara, kecenderungan tidak menetap (dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain)
Lakuning Rembulan, sifatnya bulan: Simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan Lakuning Srengenge, sifatnya matahari: Terang dan berwibawa, mencerahkan
Lakuning Banyu, sifatnya air: Tenang, selalu mengalir ke tempat yang rendah karena tahu persis di mana akan mendapatkan rezekinya, memiliki perencanaan yang matang
Lakuning Bumi, sifatnya bumi: Pemurah, pengampun, dan pelindung
Lakuning Geni, sifatnya api: Temperamental, emosional, mudah marah dan naik pitam, pemberani
Lakuning Angin, sifatnya angin: Pandai mengambil hati orang, tetapi menakutkan jika sedang marah Aras Pepet atau
Lakuning Pandhita Sakti, sifatnya tertutup atau pertapa sakti: Sering prihatin, hidup menderita dan serba kekurangan, yang diinginkan sulit tercapai
Pancasuda
Wasesa Segara: Pemurah, pemaaf, berwibawa, dan bertanggung jawab
Tunggak Semi: Penghasilannya selalu terjamin, rezeki selalu ada Satriya Wibawa: Dihormati orang karena kemuliaan dan keluhurannya
Sumur Sinaba: Dicari orang karena petuah dan nasehatanya, serta banyak pengetahuannya
Bumi Kapetak: Suka bekerja, kuat menahan kecewa dan penderitaan, rapi dan bersih hidupnya namun pendendam. Sarana penolaknya adalah menanam atau mengubur tanah
Satriya Wirang: Luhur budinya tetapi selalu dipermalukan orang, tidak berwibawa. Sarana penolaknya adalah mengeluarkan darah (menyembelih ayam atau kambing)
Lebu Katiyup Angin: Serba kekurangan hidupnya, jauh dari keberuntungan, dan sulit mendapat kemajuan dalam pekerjaan dan usahanya. Sarana penolaknya adalah dengan menyebar debu
Komentar