Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Koar-koar Minta Pemerintah Bebaskan Victor Yeimo dan 8 Mahasiswa di Tengah Kebrutalan KKB Papua, Benny Wenda Tercatat Pernah Kabur dari Ruang Tahanan dengan Cara Ini

Siti Nur Qasanah - Senin, 13 Juni 2022 | 18:42
Benny Wenda
Twitter @BennyWenda

Benny Wenda

GridHot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua mencuri perhatian karena kebrutalan mereka.

KKB dilaporkan baru saja melakukan pembacokan pada tukang ojek bernama Adil di Kabupaten Puncak pada Kamis (9/6/2022).

KKB menyerang Adil pada pukul 13.25 waktu setempat.

Adil meninggal dunia setelah mengalami luka bacok pada tubuhnya dan kedua tangan korban hancur akibat dianiaya.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, jenazah Adil dievakuasi menggunakan pesawat Smart Air/PK-SNH, Jumat (10/6/2022) pagi.

"Rencananya korban akan dimakamkan di pemakaman umum Islam di jalan Airport samping kantor Lanud Yohanis Kapiyau Timika," kata Kamal dalam rilis pers dikutip dari Tribun-Papua.com

Melansir TribunPekanbaru.com, di tengah kebrutalan KKB Papua, Benny Wenda malah berkoar-koar meminta Victor Yeimo dan 8 mahasiswa lainnya dibebaskan.

Delapan mahasiswa itu yakni Malvin Yobe, Devio Tekege, Ambros Elopere, Maksi You, Paul Zode Hilapok, Luis Sitok, Ernesto Matuan, dan Melvin Waine.

Delapam mahasiswa itu ditangkap pada bulan Desember 2021 menyusul protes damai.

Baca Juga: Tega Cabut Nyawa Warga Sipil Sebagai Peringatan, KKB Papua Larang 5 Pekerjaan Ini Cari Duit di Pegunungan Wilayahnya, Singgung Intel TNI Polri dan Peperangan

Dalam keterangannya, Benny Wenda menuding, mereka telah ditahan atas tuduhan makar tanpa perawatan medis yang memadai selama enam bulan.

Benny Wenda mempertanyakan kejahatan mereka.

"Katanya, hanya berdemonstrasi dengan bendera Bintang Kejora buatan sendiri pada hari nasionalnya, hari ketika orang Papua Barat dan orang-orang di seluruh dunia mengekspresikan penentangan damai terhadap pemerintahan kolonial Indonesia."

"Indonesia telah meningkatkan penindasan mereka karena orang Papua Barat telah menolak pembaruan Otonomi Khusus dan rencana Indonesia untuk membagi negara kita menjadi lima provinsi," tegas Benny Wenda .

Benny Wenda menambahkan, orang Papua Barat tidak menginginkan skema kolonial ini.

Lebih dari 600.000 dari mereka menandatangani petisi menentang Otonomi Khusus, dan ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes penerapannya.

Selain itu, Benny Wenda menilai, bahkan Gubernur Papua Barat Lukas Enembe dan MPR, keduanya dilantik oleh Jakarta, telah menolak rencana Indonesia.

"Dalam protes lain pada hari Jumat 3 Juni, orang Papua Barat akan kembali turun ke jalan dengan damai untuk menolak rencana pemisahan Indonesia."

"Orang Papua akan terus memprotes, Indonesia harus menyadari bahwa mereka tidak bisa memaksa rakyat saya untuk menerima Otonomi Khusus, bahkan di bawah todongan senjata."

"Itu kebijakan Jakarta, bukan kebijakan Papua Barat," beber Benny Wenda.

Baca Juga: Sebutir Harganya Rp200 Ribu, Oknum Tentara Diduga Jual Amunisi ke KKB Papua Hingga Tarik Perhatian Komisi III DPR RI, TNI-Polri Harus Lakukan Hal Ini

Lebih lanjut Benny Wenda menyatakan, Indonesia mencoba untuk memaksakan melalui Otonomi Khusus dan rencana pembagian, itu juga mengalihkan perhatian dari meningkatnya tekanan internasional untuk kunjungan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia ke Papua Barat.

"Sebanyak 84 negara, dari Komisi Uni Eropa, Forum Kepulauan Pasifik (PIF) dan Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia, dan Pasifik (OACPS) kini telah menyerukan agar Indonesia berhenti memblokir kunjungan PBB," sebut Benny Wenda.

Untuk diketahui, Benny Wenda merupakan tokoh pro kemerdekaan Papua.

Dilansir dari pemberitaan Harian Kompas pada 11 Juni 2022, Benny Wenda pernah ditangkap polisi karena diduga telah menghasut masyarakat dan memimpin sejumlah pertemuan gelap untuk menyerang pos-pos TNI/Polri pada Juni 2022.

Namun penangkapan itu, tidak diterima masyarakat Jayawijaya. Mereka pun melakukan demo ke kantor DPRD Papua.

Mereka menuntut agar polisi segera membebaskan Wenda.

Kemudian, diberitakan juga pada 29 Oktober 2002, Benny Wenda dan satu tahanan lain, Lasaeus Welila melarikan diri dari ruang tahanan dengan mencongkel jendela kamar mandi.

Benny diduga melarikan diri ke Papua Niugini hingga kemudian diketahui meminta suaka Pemerintah Inggris tak lama kemudian.

(*)

Source : harian kompas Tribun Pekanbaru Tribun-Papua.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x