"Misalnyapun anak saya salah, ya jangan disiksa begitu," pungkasnya.
3. Menangis ciumi jenazah Brigadir J
Adik Brigadir J tak kuasa menahan tangis saat mencium jenazah sang kakak untuk terakhir kalinya.
Bripda LL Hutabarat yang memakai baju hitam langsung berusaha menjadi sosok penguat orangtuanya, Samuel Hutarabat dan Rosti Simanjuntak.
Pertama kali melihat peti jenazah Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak histeris.
Keduanya lemas sampai berdiri pun dibantu para kerabatnya yang lain.
Pandangannya langsung tertuju ke peti jenazah warna putih yang sudah terbaring di tengah rumah.
Rosti tak berhenti berteriak melihat nasib malang yang menimpa putranya.
Kala itu, Bripda LL Hutabarat menjadi sosok yang menguatkan sang ibunda.
Dia memeluk, mencium, hingga mengelus tubuh ibunya agar lebih kuat menghadapi musibah ini bersama-sama.
Dalam video yang diunggah bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak, terlihat momen haru ketika Bripda LL Hutabarat terakhir kali memeluk jenazah sang kakak.
Dia tampak duduk persis di samping peti jenazah sang kakak sebelum ditutup dan dikuburkan.
"Sudah ya kita tutup, selamat jalan," tutur seorang pria.
Ketika peti jenazah hendak ditutup, tangis keluarga semakin keras, bahkan Samuel Hutabarat berusaha menahan agar penutup peti itu tak mendarat menghalangi tubuh Brigadir J.
Saat itu bergantian, ibu, ayah, adik, dan kakak Brigadir J memberikan pelukan perpisahan, termasuk Bripda LL Hutabarat.
"Reza (Bripda LL Hutabarat) berdiri kau anakku, Reza harus pasrahkan kau anakku," teriak seorang wanita kepada Reza.
Reza yang semula hanya duduk memandangi jenazah sang kakak langsung berdiri membuka maskernya.
Saat itu juga suasana berubah menjadi haru, Reza mencium kening sang kakak untuk terakhir kalinya sambil menangis.
4. Diberi uang istri Irjen Ferdy Sambo
Dalam rekaman video Rohani Simanjuntak di Facebook pada 11 Juli lalu, ada video tangisan Ibunda Brigadir J di depan peti jenazah putranya.
Rosti Simanjuntak pun menceritakan kisah kebaikan ibu jenderal yakni Istri Kadiv Propam Irjen Pol Ferdi Sambo.
“Kutanya adik, baik kali ini Ibu itu, dikasihnya adikmu itu uang Rp 10 juta kalau datang. Tapi karena besarnya uang sewa rumahnya itu nak. Biaya kosnya itu habis begitu lah keuangannya itu,”jerit Rosti dengan bahasa Batak. (*)
Source | : | TRIBUNBATAM.id,Surya.co.id |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar