Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

AS Maju Paling Depan Bela Taiwan dari Ancaman China, Kerahkan Kapal Induk USS Ronald Reagan ke Lokasi Ini, 'Kami Menentang Setiap Perubahan Sepihak'

Siti Nur Qasanah - Sabtu, 13 Agustus 2022 | 16:25
USS Ronald Reagen
melalui Twitter

USS Ronald Reagen

GridHot.ID - China masih melakukan latihan militer besar-besaran di lepas pantai Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelocy ke Taiwan pada minggu lalu.

Dilansir dari dw.com, Tzu-yun Su, seorang analis di Institut Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional di Taiwan, mengatakan latihan militer China dimaksudkan sebagai "perang psikologis strategis" yang menargetkan Taiwan.

Selain itu, latihan militer tersebut juga sebagai tanda bahwa Beijing ingin "mencegah militer AS mendukung Taiwan".

Untuk diketahui, AS merupakan pendukung militer utama Taiwan.

AS merupakan pihak yang menjual senjata dan teknologi pertahanan yang sangat dibutuhkan Taipei.

Selama beberapa dekade, Washington telah menjual senjata ke Taipei di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang memungkinkan pasokan senjata "pertahanan".

Dilansir dari Kompas TV, ASsemakin menunjukkan sikap keras kepada China terkait Taiwan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden menjanjikan akan membela dan mendukung Taiwan dari ancaman Beijing.

Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Gedung Putih untuk Keamanan Nasional Indo-Pasifik, Kurt Campbell, Jumat (12/8/2022).

Campbell menegaskan Gedung Putih berusaha memperdalam hubungannya dengan Taiwan dalam menghadapi apa yang disebutnya sebagai aktivitas militer China yang berpotensi mengganggu stabilitas di dekatnya.

Pernyataan Campbell menyusul aktivitas latihan militer China yang mengepung Taiwan.

Baca Juga: Rusia VS Ukraina Saja Sudah Buat Dunia Ketar-ketir, Begini Nasib Rakyat Bumi Jika China Nekat Caplok Taiwan dengan Serangan, Pakar: Depresi Global

Latihan militer itu sendiri disebut sebagai bentuk protes China atas kedatangan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taiwan awal bulan ini.

"China telah terlalu reaktif, dan aksinya berlanjut menjadi begitu provokatif, tak stabil dan belum pernah terjadi sebelumnya," tutur Campbell dikutip dari Newsweek.

"China meluncurkan rudal ke perairan sekitar Taiwan. Itu dinyatakan sebagai zona eksklusif di sekitar Taiwan yang mengganggu lalu lintas sipil, udara dan maritim," tambahnya.

Campbell mengatakan China mengabaikan garis tengah yang telah lama berdiri memishkan Taiwan dan China.

Sebagai tanggapan, ia mengungkapkan Presiden Biden telah mengarahkan kapal induk USS Ronald Reagan untuk ditempatkan di Laut Filipina, sebelah timur Taiwan.

Meski begitu, Campbell menegaskan AS tetap berkomitmen pada kebijakan satu China, dan terus memenuhi kewajibannya yang diatur dalam Undang-Undang Hubungan Taiwan 1979, yang termasuk mendukung pertahanan pulau itu.

“Kami menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo dari kedua belah pihak dan kami tak mendukung kemerdekaan Taiwan,” katanya.

“Kami berharap perbedaan lintas-Selat bisa diselesaikan dengan cara damai,” lanjut Campbell.

Mengutip alarabiya.net, Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan "terima kasih yang tulus" kepada Amerika Serikat karena mengambil "tindakan nyata" untuk menjaga keamanan dan perdamaian di Selat Taiwan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (13/8/2022).

Pernyataan kementerian luar negeri mengatakan bahwa “intimidasi militer dan ekonomi” China telah “lebih memperkuat persatuan dan ketahanan kubu demokrasi global”.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada hari Kamis bahwa ancaman kekuatan China tidak berkurang.

Baca Juga: Siap-siap Hadapi Kemungkinan Invasi China, Taiwan Gerak Cepat Sediakan Tempat Perlindungan Bawah Tanah untuk Warganya: Tersebar di Sekitar 4.600 Titik

Meskipun latihan militer terbesar Beijing di sekitar pulau itu setelah kunjungan Pelosi minggu lalu tampaknya akan berkurang. (*)

Source :Kompas TV dw.com alarabiya.net

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x