Dalam beberapa tahun terakhir, Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirim ratusan pesawat perang ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Ini sebagai bagian dari aktivitas "zona abu-abu" yang sangat meningkat, yang berdekatan dengan pertempuran tetapi tidak memenuhi ambang perang.
Taiwan pun sedang bekerja untuk memodernisasi militernya dan membeli sejumlah besar aset dan senjata militer dari AS dengan harapan dapat menghalangi Xi dan PKC untuk mengambil tindakan.
Ketegangan antara China dan Taiwan meningkat.
Dikutip Gridhot.ID dari Intisari, ketegangan antara China dan Taiwan meningkat, dan itu membuat Amerika Serikat (AS) khawatir.
Oleh karenanya,Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan China agar tidak menembakkan rudal ke Taiwan.
Menurutkomandan Armada Ketujuh Amerika, Wakil Laksamana Karl Thomas, sikap China itu tidak sesuai norma.
Taiwan mengakui China telah menembakkan rudal, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sementara kedutaan Jepang di Washington mengatakan empat rudal yang diluncurkan oleh Beijing melewati ibu kota Taipei.
Apa yang terjadi antara China dan Taiwan itu semua karenaprotes atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada awal Agustus 2022 kemarin.
Meski membuat ketar-ketir seluruh dunia, rupanya ancaman China itu dianggap masih 'kurang inisiatif' oleh Presiden China Xi Jinping.
Hal itu disampaikan olehDr John Callahan, mantan diplomat dan juru bicara Departemen Luar Negeri, sekarang bekerja sebagai penasihat militer dan dekan di New England College di AS.