Institute for the Study of War mengatakan target pangkalan Rusia ini terlalu jauh di luar jangkauan sistem yang disediakan AS.
Pasalnya, artileri roket berpemandu presisi yang digunakan dalam sistem HIMARS yang dipasok AS hanya memiliki jangkauan 80-120km.
Tetapi pasukan Ukraina diduga memiliki berbagai sistem yang dapat mereka gunakan atau modifikasi.
Tetapi sumber-sumber Ukraina mengatakan kepada New York Times bahwa serangan tersebut justru diprakarsai para partisan di belakang garis musuh.
Secara terpisah, pada hari yang sama, pasukan Ukraina menunjukkan kemampuan serangan dalam mereka dengan menghancurkan gudang amunisi di Novooleksiivka di Krimea, 150km selatan garis depan, dan di pos komando Resimen Pengawal Udara ke-217 di Maksyma Horkoho pada pantai Kherson barat daya.
Para pejabat Ukraina telah mengatakan sejak Juli bahwa Kyiv sedang mempersiapkan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah-wilayah di oblast Kherson, dan pasukan Ukraina sering menerima pujian karena menghancurkan gudang amunisi Rusia dan titik-titik logistik.
Namun di Kherson dan di negara tetangga Krimea dalam beberapa pekan terakhir, tampaknya juga ada taktik baru Ukraina untuk mengintensifkan serangan yang tidak diklaim.
Yang pertama terjadi pada 31 Juli, ketika sebuah drone Ukraina yang diduga menyerang markas Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol pada Hari Angkatan Laut Rusia, melukai lima orang.
Ukraina kembali diam ketika serangkaian ledakan mengguncang desa Mayskoye di Krimea pada 16 Agustus, saat depot amunisi Rusia terbakar hingga memaksa 3.000 orang dievakuasi.
Angkatan bersenjata Ukraina memposting video ledakan spektakuler di area yang luas. Rusia menyebutnya hasil sabotase.
Penargetan cadangan logistik Rusia telah berjalan seiring dengan memukul rute logistik.