Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID - Kurang lebih 17 tahun lamanya Camilla Parker Bowles, istri dari Pangeran Charles bermimpi ingin menjadi Ratu Kerajaan Inggris.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJatim, 10 September 2022, akhirnya jadi bagian dari Keluarga Kerajaan Inggris, tampaknya Camilla tetap tak bisa mendapatkan impiannya cuma-cuma.
Hal itu karena berbagai hal yang pernah dilalui Camilla dan Charles di masa lalu.
Apalagi rakyat Inggris mengetahui betul bagaimana kisah cinta Pangeran Charles dan Putri Diana yang diselingi kehadiran Camillia itu.
Putri Diana hingga kini dikenal sebagai sosok paling dicintai oleh rakyat Inggris dan persemakmurannya.
Kematian Ratu Elizabeth II yang terjadi Kamis (8/9/2022) akhirnya membawa sorotan bagi Pangeran Charles dan Camillia Parker Bowles.
Hal ini karena Pangeran Charles akan dinobatkan sebagai Raja Charles III menggantikan sang ibu menurut hukum kerajaan.
Sementara Pangeran Charles akan menjadi raja, rupanya Camillia tidak semata-mata menjadi ratu.
Meski Ratu Elizabeth II wafat dan Pangeran Charles jadi Raja Inggris, Camilla tak sandang gelar ratu.
Apa yang menyebabkan hal itu? Erat kaitannya dengan keinginan terdalam Ratu Elizabeth II semasa hidup.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 9 September 2022, Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada Kamis (8/9/2022).
Ratu Elizabeth II meninggal dunia di Kastil Balmoral, Skotlandia di usia 96 tahun.
Dikutip dari pemberitaan ABC News, Jumat (9/9/2022) kepemimpinan Ratu Elizabeth II ini kemudian diteruskan oleh sang putra, Pangeran Charles.
Di usia 73 tahun, Pangeran Charles naik tahta menjadi Raja Inggris dan mengambil nama Raja Charles III.
Naiknya Pangeran Charles jadi Raja Inggris ini mengundang tanda tanya publik terkait gelar yang bakal disematkan pada Camilla Parker-Bowles.
Publik menduga Camilla Parker-Bowles bakal sandang gelar ratu seperti tradisi.
Diketahui, secara tradisi, istri dari seorang raja bakal diberi gelar ratu atau permaisuri jika terlahir dari rakyat biasa.
Setelah kurang lebih 17 tahun lamanya Camilla mengharap adanya gelar penobatan sebagai ratu, ternyata semua itu tak akan pernah terwujud.
Melansir laman marieclaire.com via Grid.ID, Jumat (9/9/2022) Camilla ternyata tak sandang gelar ratu melainkan permaisuri.
Padahal Camilla diketahui terlahir dari keluarga terpandang.
Hal ini diduga berkaitan dengan perceraian Raja Charles dengan Putri Diana di tahun 1996.
Ditambah lagi perceraian Raja Charles dan Putri Diana kala itu diwarnai isu Camilla sebagai orang ketiga.
Pemberian gelar ratu pada Camilla pun kian rumit kala kekaguman publik pada sosok Putri
Diana hingga kini begitu kuat.
Diduga banyak pihak yang tak setuju Camilla menyandang gelar ratu.
Rupanya Ratu Elizabeth II sudah sejak awal mengetahui apa yang paling diinginkan oleh rakyat Inggris.
Ratu Elizabeth II telah memutuskan bahwa Camilla Parker-Bowles tak akan menyandang status sebagai ratu.
Pada Februari 2022 lalu Ratu Elizabeth II membuat keputusan.
Tepat di malam peringatan 70 tahun kekuasaan monarkinya, Ratu Elizabeth II mengumumkan bahwa ketika anaknya naik tahta, Camilla akan pakai gelar pemaisuri atau Queen Consort, bukan Ratu Kerajaan Inggris.
Di mana dengan gelarnya tersebut, Camilla bakal dikenal sebagai pasangan atau istri raja.
Gelar ini adalah gelar yang sama yang diberikan kepada Elizabeth, istri Raja George VI, yang saat meninggal diberi gelar Ratu Ibu Suri.
"Ketika anakku Charles menjadi Raja, saya tahu kalian akan memberikan kepadanya dan istrinya, Camilla, dukungan yang sama yang kalian berikan kepadaku; dan itu adalah keinginan tulusku bahwa saat waktuku tiba, Camilla akan dikenal sebagai Permaisuri dengan dia melanjutkan tugas-tugasnya," tulis mendiang Ratu Elizabeth II.
Memang sudah lama menjadi keinginan Charless bahwa Camilla menjadi Ratu dan dinobatkan.
Namun statusnya sebagai Ratu Camilla sebenarnya hanya bisa terwujud dengan perubahan luar biasa atas opini publik.
Camilla digambarkan oleh Putri Diana sebagai "anjing rottweiler" secara pribadi, dan kehadirannya seperti ditolak oleh masyarakat Inggris setelah wawancara mengejutkan tahun 1995 dengan Martin Bashir dari BBC di mana Putri Wales mengeluhkan "ada tiga orang dalam pernikahan kami", merujuk hubungan perselingkuhan Charles dan Camilla.
Setelah kematian Diana pada 1997, ada jeda dua tahun bagi Charles dan Camilla hadir di publik bersama yaitu di pesta ulang tahun saudari Camilla di hotel Ritz di London.
Namun di tahun berikutnya, Ratu Elizabeth II menunjukkan persetujuannya dengan menghadiri makan siang dengan Charles dan Camilla.
Pasangan itu menikah pada 9 April 2005 dalam upacara sipil diikuti pemberkatan di Gereja St. George, dengan kehadiran Ratu Elizabeth II.
Camilla mendapatkan gelar Her Royal Highness The Princess Consort, sebuah anggukan pada apa yang diharapkan Charles atas kematian ibunya.
Acara tersebut menarik 20.000 orang yang bersorak-sorai ke jalan-jalan menuju Kastil Windsor dalam apa yang merupakan tanda paling jelas hingga saat ini bahwa Camilla telah memenangkan hati publik Inggris.
(*)
Source | : | Kompas.com,TribunJatim |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar