Belakangan, cuma tiga varian yang paling banyak diproduksi, yaitu Rafale B (Biplace -tandem seater), Rafale C (Chasseur - kursi tunggal), dan Rafale M (Marine - ditempatkan di kapal induk untuk Korps Udara Angkatan Laut Prancis/Aeronavale).
Perbedaan paling pokok Rafale M dengan kedua varian lain adalah perangkat roda pendarat yang lebih kekar dan bobotnya yang bertambah 500 kilogram.
Dalam konfigurasi standar, Dassault Rafale dilengkapi sistem avionika (sistem sensor dan kinerja elektronika dalam keseluruhan sistem aviasi) yang dinilai cukup mumpuni.
Tipe-tipe awal dilengkapi Spectra yang digadang-gadang menciptakan situasi siluman virtual berbasis peranti lunak.
Belakangan dipertinggi kemampuannya melalui radar AESA RBE2 AA, yang dipercaya mampu meladeni berbagai keperluan.
Radar alias mata dan telinga bagi pesawat terbang.
Semakin tajam dan awas mata-telinga itu, semakin menakutkan pesawat tempur itu karena akan meninggikan efektivitas pemakaian persenjataan, baik peluru kendali ataupun sistem roket yang dibawa.
Dia akan lebih mampu mengenali mana sasaran yang harus dimusnahkan sesegera dan sebanyak mungkin, dan mana yang tidak perlu.
Radar AESA dan sistem avionika lainlah yang juga diadopsi serta dipercanggih habis-habisan oleh banyak pabrikan pesawat tempur.
Sebut JAS39 Gripen dari SAAB AB (Swedia) yang juga menjadi pesaing Dassault Rafale di Tanah Air sebagai calon pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14.
Gripen juga memiliki teknologi andalan serupa yang disebut portal www.aviatia.com “lebih lethal” ketimbang yang dimiliki Dassault Rafale.