Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Rafale yang Dibeli NKRI Punya Kelebihan Sendiri, Ini Otaknya yang Bisa Bikin Sayap Kanard Belakang Menyesuaikan Diri, Pilot Ambil Keputusan Tergantung Situasi

Akhsan Erido Elezhar - Kamis, 15 September 2022 | 09:13
Sebanyak tiga jet tempur Rafale Angkatan Udara Perancis tiba di Indonesia dalam misi PAGASE 2022.
Surya.co.id

Sebanyak tiga jet tempur Rafale Angkatan Udara Perancis tiba di Indonesia dalam misi PAGASE 2022.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Sebanyak tiga jet tempur Rafale Angkatan Udara Perancis tiba di Indonesia dalam misi PAGASE 2022.

Kedatangan mereka mengiringi 1 pesawat Angkut A-400M, dan 2 pesawat 330 MRTT, mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu, (11/9/2022).

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Surya.co.id, 14 September 2022, kedatangan pesawat-pesawat AU Perancis, yang baru selesai mengikuti latihan multinasional Pitch Black '22 di RAAF Base Darwin Australia ini, untuk melaksanakan serangkaian kegiatan kerjasama dengan TNI AU, dalam misi PEGASE '22.

Misi tersebut digelar dari tanggal 11 s.d. 14 September 2022.

Misi PEGASE tim Angkatan Udara Perancis di Indonesia kali ini, merupakan kegiatan ketiga, setelah pada 2015 dan 2018, juga pernah dilaksanakan kegiatan yang sama di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Kedatangan AU Perancis disambut Pangkoopsud I Marsda TNI Ir. Tedy Rizalihadi, Waasops Kasau Marsma TNI Donald Kasenda, Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Bambang Gunarto, dan sejumlah pejabat TNI AU lainnya.

Diantara rombongan AU Perancis juga hadir Wakasau Perancis Letjen Frederic Parisot dan Athan Kedubes Perancis di Jakarta.

Kelebihan Pesawat Tempur Dassault Rafale

Melansir dari Antara, Dassault Aviation merancang C01 Rafale dalam banyak varian, yaitu Rafale A, Rafale B, Rafale C, Rafale D, Rafale M, dan Rafale N untuk menggotong senjata nuklir.

Baca Juga: Berkas BAP Bripka RR Ungkap Segalanya, Pengacara Sebut Pertemuan Rahasia Ferdy Sambo Atur Skenario Anak Buahnya: Kalau Tidak Salah di Provos

Belakangan, cuma tiga varian yang paling banyak diproduksi, yaitu Rafale B (Biplace -tandem seater), Rafale C (Chasseur - kursi tunggal), dan Rafale M (Marine - ditempatkan di kapal induk untuk Korps Udara Angkatan Laut Prancis/Aeronavale).

Perbedaan paling pokok Rafale M dengan kedua varian lain adalah perangkat roda pendarat yang lebih kekar dan bobotnya yang bertambah 500 kilogram.

Dalam konfigurasi standar, Dassault Rafale dilengkapi sistem avionika (sistem sensor dan kinerja elektronika dalam keseluruhan sistem aviasi) yang dinilai cukup mumpuni.

Tipe-tipe awal dilengkapi Spectra yang digadang-gadang menciptakan situasi siluman virtual berbasis peranti lunak.

Belakangan dipertinggi kemampuannya melalui radar AESA RBE2 AA, yang dipercaya mampu meladeni berbagai keperluan.

Radar alias mata dan telinga bagi pesawat terbang.

Semakin tajam dan awas mata-telinga itu, semakin menakutkan pesawat tempur itu karena akan meninggikan efektivitas pemakaian persenjataan, baik peluru kendali ataupun sistem roket yang dibawa.

Dia akan lebih mampu mengenali mana sasaran yang harus dimusnahkan sesegera dan sebanyak mungkin, dan mana yang tidak perlu.

Radar AESA dan sistem avionika lainlah yang juga diadopsi serta dipercanggih habis-habisan oleh banyak pabrikan pesawat tempur.

Baca Juga: Polri Belum Kelar Tangani Kasus Ferdy Sambo, Kabareskrim Kini Dituding Terima Gratifikasi dari Eks Kapolres OKU Timur Senilai Rp 4,7 Miliar, IPW: Jelas Ada Persekongkolan!

Sebut JAS39 Gripen dari SAAB AB (Swedia) yang juga menjadi pesaing Dassault Rafale di Tanah Air sebagai calon pengganti F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14.

Gripen juga memiliki teknologi andalan serupa yang disebut portal www.aviatia.com “lebih lethal” ketimbang yang dimiliki Dassault Rafale.

Menurut data dari pabrikan, Rafale, dalam operasionalisasinya, memiliki “otak” bernama Integrated Modular Avionics dalam arsitektur Modular Data Processing Unit.

Inilah semua yang memungkinkan pilot untuk fokus saja pada misi sepanjang data yang dimasukkan akurat.

Jikapun kurang akurat, pilot masih bisa mengambil keputusan secepat mungkin sesuai situasi yang dia hadapi. Secara otomatis pula, pesawat tempur dengan sayap kanard di belakang dome radar utama itu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, termasuk ketinggian dan kontur daratan sasaran, cuaca saat itu, hingga potensi ancaman yang ada.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 14 September 2022, diberitakan sebelumnya,Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dan Antariksa Perancis Jenderal d'Armée Aérienne Stéphane Mille di Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Senin (11/7/2022).

Saat menjamu Mille, Prabowo menyoroti kesuksesan dan upaya peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara.

Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas peran aktif Mille dalam menyukseskan hubungan bilateral kedua negara.

Baca Juga: Isi Bahan Bakar di Atas Selat Sunda, Angkatan Udara Perancis Pamerkan Kemampuan Gila Rafale yang Bakal Jadi Senjata Mematikan TNI AU, Prabowo Belum Puas dan Sedang Pikir-pikir untuk Tambah Pesawat Ini

“Perancis adalah mitra strategis utama bagi Indonesia dalam hal geopolitik dan geostrategi,” ujar Prabowo dalam keterangan tertulis.

Dalam kesempatan ini, Prabowo juga menyebut Perancis mempunyai peran sangat strategis di kawasan Indo-Pasifik.

Peran Perancis disebut mempunyai kontribusi dalam meningkatkan stabilitas perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut.

Prabowo juga mengapresiasi dukungan Perancis terhadap modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia.

Program akuisisi alutsista dari Perancis diupayakan agar meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia melalui kegiatan transfer teknologi dan kerja sama.

Sebelumnya, Indonesia dan Perancis telah meneken kerja sama pertahanan di Jakarta pada 10 Februari 2022.

Kerja sama tersebut meliputi kontrak pembelian enam pesawat tempur Rafale dan 36 unit pesawat untuk rencana selanjutnya.

Kemudian, kerja sama di bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, kerja sama program offset dan ToT antara Dassault dan PT Dirgantara Indonesia.

Berikutnya, kerja sama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group dan kerja sama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.

(*)

Source :Kompas.comSurya.co.id

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x