Dia mencari kerja agar dapat uang guna melunasi utang ke rentenir.
Selama ini, Undang bekerja serabutan. Sementara istrinya bekerja sebagai asisten rumah tangga di kawasan Ujungberung, Kota Bandung.
"Anak saya satu laki-laki usia 10 tahun dibawa juga ke Bandung, bantu-bantu juga," ucapnya.
Selama di Ujungberung, ia bekerja di satu tempar pangkas milik orang lain, namun bukan sebagai pekerja tetap melainkan sebagai pembantu.
Ia mendapatkan konsumen pangkas rambut hanya cukup untuk makan sehari-hari.
"Ikut saja di tempat orang lain, paling dapat tiga kepala (konsumen)," ucapnya.
Undang tidak menyangka urusannya dengan seorang rentenir berakhir pilu.
Ia menyebut utang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Utang pokoknya itu Rp 1,3 juta, bunga per bulan Rp 350 ribu. Itu bunga sudah dibayarkan beberapa bulan akhirnya tidak sanggup dan memilih buat ke Bandung, cari uang buat bayar," ungkapnya.
Ia menuturkan, selama di Bandung, dia tidak menjalin komunikasi dengan sang rentenir selama beberapa bulan.
Ketika pulang, dia sempat tidak percaya rumah yang selama ini ia huni sudah rata dengan tanah.