Selain itu, sejumlah 191 orang hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat insiden tersebut.
“Korban meninggal dunia 130 orang. Luka-luka total 191 orang. Yang jelas itu mereka berdesak-desakan, diinjak-injak,” ujar Wiyanto Wijoyo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, dikutip dari Breaking News Kompas TV, Minggu (2/9/2022).
Alhasil, pihak kepolisian menggunakan gas air mata untuk meredam kerusuhan yang terjadi.
Mengutip Grid.id, video penggunaan gas air mata oleh polisi itu pun sempat viral di media sosial.
Pasalnya, gas air mata yang diturunkan turut dirasakan oleh suporter lain yang tidak turun ke lapangan.
Mengingat jumlah suporter yang rusuh dengan penonton lainnya cukup berbanding.
"Jumlah penonton sebanyak 40 ribu orang dan tidak semuanya kecewa. Hanya sekitar 3 ribuan yang turun ke lapangan dan bikin rusuh," kata Irjen Pol Nico Afinta, Kapolda Jawa Timur dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10/2022).
Tak heran bila penggunaan gas air mata turut menjadi sorotan lantaran dianggap jadi penyebab puluhan ratusan jiwa melayang.
Salah satunya seperti yang terlihat dalam cuitan Twitter @akmalmarhali, pada Minggu (2/10/2022).
"Penembakan gas air mata salah satu penyebab puluhan jiwa tewas di stadion kanjuruhan. STOP KOMPETISI ATAS DASAR KEMANUSIAAN! Cc @jokowi @Kiyai_MarufAmin," tulis @akmalmarhali.