Namun, tiba-tiba di tribun yang dituju terjadi kepanikan setelah ditembak gas air mata.
Dila pun turun lagi dan berjalan ke ruang kamar mandi.
"Selama 15 menit itu, pintu 13 gak bisa dibuka lagi," terang Dila.
Saat itu Dila mendengar suara 'dok dok dok' dari aksi suporter menjebol dinding untuk menyelamatkan diri.
Baik Dila maupun Nawi tidak tahu penyebab kenapa pintu 13 yang awalnya dibuka, justru ditutup saat terjadi kepanikan ribuan orang yang mau menyelamatkan diri dari efek gas air mata.
Nawi hanya meminta kasus ini diusut tuntas hingga fakta dan kebenarannya terungkap.
Sebelum kasus ini terungkap, Nawi memilih berhenti mengikuti sepakbola.
"Sudah saya selesaikan. Sampai sini aja dulu (mengikuti sepakbola).
Kalau sepakbola bisa tertata kembali sampai rapi, mungkin saya bisa kembali lagi," kata suporter Arema yang tergabung dalam Curva Sud.
Di bagian lain, Supriyadi, rekan Nawi mengatakan pencopotan sejumlah aparat seperti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dan 9 komandan brimob tidak bisa menyelesaikan masalah.
"Harus ada yang bertanggungjawan tentang kejadian kemarin karena korbannya banyak.