Terlebih, rumah dalam keadaan rapih, tanpa ada bekas kekerasan atau kejahatan tertentu.
Sehingga, kata Handoko, salah satu yang paling membantu untuk melacak dan memecahkan kasus tersebut adalah alat komunikasi yang digunakannya.
Alat komunikasi itu bisa berupa apapun, termasuk tulisan, meski tidak selalu buku dan catatan.
"Pasti ada jejak komunikasinya, itu salah satu cara untuk membuktikan bahwa ada kelainan mental atau keunikan kepercayaan yang dianutnya," jelas Handoko.
Sementara itu, Polda Metro Jaya masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan, polisi juga mendalami soal dugaan empat orang yang ditemukan tewas itu mengikuti aliran atau sekte tertentu.
"Penyebabnya apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain ini masih didalami," kata Zulpan kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).
Zulpan memastikan keempat korban itu tewas bukan karena kelaparan.
"Sementara bukan karena kelaparan," ujar dia.
Siang ini, tim gabungan dokter forensik dari jajaran Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri dan ahli Universitas Indonesia (UI) melakukan pemeriksaan keempat jenazah.
"Kemudian dari kedokteran forensik, laboratorium forensik, untuk mengetahui DNA. Kita teliti semua. Nanti tunggu hasilnya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Hengki menuturkan proses penyidikan menggunakan metode scientific crime investigation diharapkan dapat mengungkap kasus meninggalnya satu keluarga ini.
Mobil milik korban yang sebelumnya diketahui hilang kini sudah ditemukan, dan dari hasil penyidikan diketahui bahwa kendaraan tersebut sudah dijual oleh adik korban, Budyanto Gunawan (69).
"Kita sudah temukan mobil milik korban dan ternyata dijual oleh almarhum Budyanto. Di showroom seputar TKP, jadi kita sudah temukan. Kita putus dulu motifnya, apakah ada pencurian," tuturnya.
(*)
Source | : | TribunJatim,TribunSumsel |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar