Rupanya dokter mengabulkan apa yang diminta. Tim dokter akhirnya berhasil mengambil peluru dari dalam tubuh korban.
"Peluru yang ada di tubuh suami saya itu, beda dengan milik aparat. Bentuk pelurunya beda sekali," tutur Nurmala.
Menurut dia, kemungkinan peluru itu bersumber dari senjata rakitan. Peluru itu pun rakitan karena modelnya lain sekali. Bedang dengan peluru milik aparat.
"Bentuknya sangat beda dengan aparat punya. Karena sangat beda, mungkin peluru itu dicetak sendiri," ungkap Nurmala.
"Kami orang bodoh ini menduga, peluru ini tidak biasanya peluru ini mungkin mengandung racun," katanya.
Dia juga menyebutkan, penembakan suaminya tersebut merupakan hal yang tidak biasa. Ada kemungkinan sudah direncanakan sebelumnya.
Dugaannya itu muncul karena sebelum kejadian penembakan itu ada beberapa orang yang tidak dikenal, ditemukan beraktivitas di lokasi kejadian.
Hanya saja, lanjut dia, orang-orang itu tidak dikenal sama sekali. Korban tidak mengenal satu orang pun yang tiba-tiba ada di tempat itu.
"Orang tidak jelas itu ada di lokasi kejadian sejak peristiwa di Bintuni. Hanya saja korban tidak kenal satu pun," imbuhnya.
Nurmala berharap agar aparat kepolisian bisa mengungkap kasus tersebut. Kopolisian harus bisa ungkap masalah itu, sehingga tak ada lagi korban jiwa.
"Almarhum bercerita bahwa sehari sebelumnya sekitar pukul 18.00 WIT, ada dua orang di lokasi kejadian. Tetapi beberapa waktu kemudian terlihat lagi satu orang, sehingga saat itu tiga orang di tempat itu," tuturnya.
"Suami bercerita bahwa ada tiga orang yang di lokasi. Dari tiga orang itu, dua orangnya ada laki-laki dan satunya perempuan. Hanya saja tidak diketahui, siapakah orang tak dikenal itu," imbuhnya. (*)
Source | : | Pos-Kupang.com,Tribun-Papua.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar