"Pada saat itu, saya diajak Ibu PC sendiri. Di mobil satunya ada Bang Matius dan Yosua serta anaknya, Mba Datia,” ujar Bharada E.
“Kami ke arah Jalan Kemang Yang Mulia, mutar-mutar Jalan Kemang sampai akhirnya kami balik ke arah Jalan Bangka, ke rumah Bangka.”
Menurut Bharada E, waktu itu ia melihat di rumah Bangka sudah ada Ferdy Sambo bersama rekannya bernama Koh Elben. Di rumah Bangka itu, kata Bharada E, hanya boleh dijaga dua ajudan, Mathius dan Yosua.
"Selain dari itu, baik ajudan dan ART, kami disuruh menunggu di pagar, di luar, di samping. Karena pada saat itu saya di luar, saya lihat sendiri perempuan keluar dari rumah Yang Mulia, menangis," ujar Bharada E.
Kesaksian Putri Candrawathi selanjutnya yang tak sesuai, kata Bharada E, yakni terkait pengakuan Putri Candrawathi yang tidur selama perjalanan dari Magelang ke Jakarta.
Padahal, kata Bharada E, ia sempat meminta petunjuk apakah perlu ajudan menyiapkan tes polymerase chain reaction (PCR) pengecekan Covid-19 di Rumah Saguling.
"Saya minta petunjuk ke Ibu, mohon petunjuk ibu untuk PCR dilaksanakan di mana," ujar Bharada E.
Ketiga, Bharad E meluruskan keterangan Putri Chandrawati yang mengaku tidak mengajaknya menyimpan senjata ke lemari penyimpanan di lantai 3 rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling.
"Ibu PC membantah dan mengatakan lupa saat beliau mengajak saya menyimpan senjata ke kamar di lantai 3 dan tadi sudah ditanyakan dari JPU bagaimana saya mengetahui letak lemari di situ Yang Mulia," ujar dia.
Berikutnya, Bharada E membantah keterangan Putri Chandrawati yang mengaku tidak tahu soal skenario pembunuhan Brigadir J yang telah dibahas di Saguling.
Menurut Bharada E, ketika rencana pembunuhan disampaikan oleh Ferdy Sambo, ada Putri Candrawathi di tempat tersebut.