Tak hanya itu saja, kerabat juga mengatakan bahwa pernikahan ibu Eny dan mendiang ayah Tiko ternyata adanya perjodohan.
"Waktu nikah dengan ibu Eny itu, pak Herman ini di jodohkan dengan keponakannya sendiri, dia mintak dicarikan janda yang gak punya anak untuk mendampingi dia," jelasnya.
Bak menepis asal usul Tiko yang disebut bukan anak kandung, Sumaryono menjelaskan bahwa Tiko lahir di Jakarta namun saat itu seringnya terjadi banjir akhirnya keluarga ibu Eny pindah ke rumah komplek PLN pada tahun 2004.
"Tiko waktu itu lahir masih di Jakarta di Bantara, waktu itu musim banjir terus mangkanya pindah ke kelender komplek PLN itu posisinya rumah kosong tahun 2004," bebernya.
Lebih lanjut, Sumaryono juga menceritakan bahwa sosok ayah mendiang Tiko ini dikenal cekatan dalam berbisnis sehingga bisa membeli beberapa rumah saat itu.
"Pak Puh itu memang cekatan jadi memang bisa beli rumah di Bintara dan Kelender," terangnya.
Dijelaskan Sumaryono juga ternyata mendiang ayah Tiko sempat memiliki usaha jual beli mobil hingga akhirnya ditipu membuatnya harus kehilangan mobil.
"Selain dia di departemen keuangan dia itu juga terakhir jual beli mobil disewain," ungkapnya.
"Kemudian terakhir itu dia cerita ke saya dia di tipu rekan bisnisnya, itu mobil bikinan Amerika, jadi suratnya ada tapi mobilnya gak ada," sambungnya.
"Setelah itu kami lost kontak, saya dengar pak Puh akhirnya pindah ke Madiun," sambungnya.
Sumaryono, selaku kerabat Tiko juga membenarkan terkait ayah mendiang Tiko yang disebutkan meninggalkan ibu Eny dan Tiko, dirinya menjelaskan bahwa saat itu sebelum meninggalkan rumah memang sempat adu cekcok karena masalah ekonomi sehingga membuat Herman pergi dari rumah.
"Pak Herman waktu itu bukannya meninggalkan ibu Eny, tetapi mereka sempat adu cekcok rumah tangga mungkin karena masalah ekonomi, saat itu pak Herman bisnisnya mulai menurun, mungkin juga ibu Eny gak terima," bebernya.
Tak hanya itu saja, ternyata ayah Tiko diusir saat itu pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai mobil truk dan membawa barang-barangnya.
"Yang lebih sedih lagi, pak Herman itu disuruh pergi bareng sama truk angkutan barangnya," terangnya.
Diceritakannya pula bahwa ayah mendiang Tiko meninggal pada tahun 2015 di Desa Bayemtaman, Kabupaten Magetan.
"Pak Herman baru beberapa tahun di Madiun dia meninggal pada tahun 2015 di kebumikan di desa bayem taman, Kabupaten Magetan." jelasnya.
(*)
Source | : | tribunnewsmaker,TribunSumsel |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar