Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman menduga KKB pimpinan Egianus Kogoya telah membawa kabur GPS pesawat Susi Air di kawasan hutan Nduga, Papua.
"GPS pesawat dibawa lari yang diduga dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris pimpinan Egianus Kogoya menuju hutan," kata Herman dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).
Menurut Soleman Ponto, GPS itu memang sengaja dimatikan agar posisi pilot Susi Air tidak diketahui.
"Itu GPS sengaja dimatikan sehingga posisinya tidak tahu di mana. Di hutan belantara Papua seperti itu, kalau kita tidak tahu posisinya di mana, malah bisa-bisa yang mencari itu tersesat sendiri di dalamnya," tuturnya.
Sementara mengenai kenapa yang disandera warga negara asing, Soleman Ponto menilai bahwa yang disandera bisa siapa saja yang datang karena KKB Papua ingin menunjukkan eksistensi.
"Kalau saya meyakini mereka itu tidak tahu negara mana, pilot asing atau bukan, jadi random saja. Siapa yang datang, itu yang disandera," kata dia.
"Ini ditahan, disandera, tidak bisa jalan, lalu pesawat dibakar. Supaya memperlihatkan eksistensi mereka itu," ucapnya.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono belum bisa memastikan, apakah Philips Marthen disandera KKB atau tidak di Nduga, Papua.
Belum adanya kepastian ini tak lepas karena tidak ada saksi yang mengetahui keberadaan sang pilot.
Yudo menyebut aparat saat ini masih mengobservasi keberadaan Philips Marthen.
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar