Saat di gunung, kata Zakarias, satu rekannya naik ke puncak gunung lalu menelepon Pale Gwijangge (rekannya), Kapolres, dan juga bupati untuk evakuasi menggunakan helikopter.
"Teman saya itu naik pukul 14.00 WIT pulang pukul 20.00 WIT. Jaraknya sangat jauh," tuturnya.
Mereka kemudian bergerak ke puncak Gunung Wea keesokan harinya sekitar pukul 05.00 WIT dan tiba pukul 08.30 WIT.
Di gunung itu, kata Zakarias, mereka menunggu helikopter dari Timika untuk jemput sekitar 1 sampai 2 jam dan mengevakuasi secara bertahap.
Kata Zakaria, sesuai informasi masyarakat bahwa gunung tersebut tidak boleh ada orang yang ribut.
"Kalau ribut kabut akan tutup gunung dan pada saat itu kabut tutup sehingga evakuasi terhambat," katanya.
Akhirnya, sebanyak 15 pekerja ini dievakuasi dari Kenyam lalu ke Timika, selanjutnya ke RSUD Mimika.
Usai menjalani pemeriksaan kesehatan di RSUD Mimika, Zakarias dan rekan lainnya dibawa ke Polres Mimika untuk diinterogasi hingga pukul 21.00 WIT.
Dilindungi Masyarakat Setempat
Kata Zakarias, awalnya mereka tidak tahu kalau diancam KKB, tapi ada bahasa dari masyarakat lokal setempat agar segera tinggalkan Paro.
Di Paro, 15 pekerja Puskesmas ini tinggal di balai desa dan dilindungi oleh masyarakat setempat.