Ia juga mengatakan bahwa TNI-Polri masih mengedepankan cara persuasif untuk membebaskan pilot Philips.
Bupati Nduga dan tokoh masyarakat juga dilibatkan dalam upaya persuasif tersebut. “Negosiasi dilaksanakan oleh Pak Bupati dan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat. Kami fasilitasi usaha-usaha mereka,” ujar Yudo.
Adapun Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru bersama lima penumpang Susi Air hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa 7 Februari 2023.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat.
Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing. Sementara Philips masih dibawa KKB.
Pilot Masih Hidup
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan, Kapten Philips Mark Methrtens masih dalam kondisi baik hingga saat ini.
"Pilot ini dia orang barat dari Selandia Baru dan bisa menyesuaikan dengan kami untuk makan ubi, jadi tidak perlu khawatir dengan kondisinya, dan dia baik-baik saja," kata Sebby kepada Tribun-Papua.com melalui panggilan telepon kepada Tribun-Papua.com, di Jayapura, Senin (27/2/2023).
Untuk pembebasan kapten Phillips, kata Sebby, pihaknya bakal terus menunggu negosiasi dari negara-negara luar.
"Kami sudah mengeluarkan pernyataan-pernyataan, dan itu sudah tidak bisa ditarik lagi," ujarnya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Pos-Kupang, 28 Februari 2023, untuk diketahui, Egianus Kogoya juga sempat meminta uang dan senjata kepada pemerintah bila ingin mendapatkan kembali pilot Susi Air, Philips Mark Merthens yang kini sedang ditawan.