Hermanto juga menambahkan, semenjak anaknya menjadi anggota TNI, baru tiga kali ia melihatnya pulang ke rumah.
"Semenjak menjadi TNI tahun 2013 baru tiga kali pulang kampung. Jarang sekali memang pulang itu anakku karena bertugas," kenangnya.
"Ternyata anakku meninggal hari Jumat, hari di mana dia lahir," tambahnya.
Sebelum mendapat kabar sang anak meninggal, Hermanto mengaku merasa gelisah terus menerus.
Kegelisahan memikirkan anak pertamanya itu membuatnya sampai tak bisa tidur dua hari dua malam.
Hingga akhirnya ia mendapatkan kabar, anaknya yang merupakan anggota TNI Yonif Raider 303/SSM Divisi 1 Kostrad gugur dalam kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Pamebut, Distrik Yugumuka, Kabupaten Puncak, Papua, Jumat (3/3/2023).
"Waktu hari Kamis saya gelisah berdua mamanya selama dua hari. Sampai-sampai tidak bisa tidur. Saya bilang ada apa ini?" kata Hermanto ditemui Tribun-Timur.com di kediamannya Jl Kemauan, Leppangeng RT/RW 006/002, Desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (4/3/2023).
Kaget Banyak Tentara di Rumah
Hermanto mengaku sempat terlambat mendapat kabar kepergian anaknya.
Saat itu dirinya sedang berada di sawah.
Dia baru mengetahui kabar itu setelah ada yang datang memberitahu.
Source | : | Kompas.com,Tribun Toraja |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar