"Kemarin sudah kita siapkan jemputan, tetapi Mbok Yem tidak mau turun karena kasihan sama si Temon dan kucing, serta sejumlah hewan peliharaannya. Jadi dia memilih tetap tinggal di puncak," kata Syaifudin saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (2/10/2023).
Meski begitu, Syaifudin memastikan, warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu dipastikan aman dan tidak terbakar.
"Puncak sudah habis, kawasan Jolotundo, Sendang Drajat sampai selatan Telaga Kuning sudah habis terbakar kecuali warung Mbok Yem. Warung yang lain ikut terbakar," ujarnya.
Syaifudin menyebut warung Mbok Yem sudah diberi penyekat api sehingga aman dari kebakaran.
"Warung Mbok Yem aman karena sebelumnya telah dibuat ilaran (penyekat api) di sekitarnya. Kalau posisi api sudah berada di sebelah Selatan warung mbok Yem," ucap Syaifudin.
Lalu, siapa sebenarnya Mbok Yem?
Mbok Yem memiliki nama asli Wakiyem. Ia merupakan pemilik warung di puncak Gunung Lawu.
Warung Mbok Yem berada di ketinggian 3.150 mdpl atau hanya berselisih 115 mdpl dari puncak gunung. Warung itu dibangun sejak tahun 1980-an.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Mbok Yem mengaku tidak sendirian ketika berjualan.
Ia dibantu kerabatnya yang mengantarkan barang sampai ke puncak.
"Untuk stok dagangan, saya juga dibantu orang lain. Jadi, ada orang yang antar barang ke sini tiga kali dalam seminggu," ujarnya dikutip dari Kompas.com.