Wakasat Reskrim Polresta Malang Kota, AKP Nur Wasis mengatakan, keduanya berkenalan melalui media sosial.
"Kenal melalui media sosial. Tersangka ini membuka jasa pijat dan juga lintrik (jasa spiritual ilmu pengasihan) untuk bisa membuat orang yang disukai semakin dekat atau makin tertarik," jelasnya kepada TribunJatim.com, Minggu (7/1/2024).
Dirinya mengatakan, korban menyukai seseorang dan merasa tertarik dengan jasa lintrik yang ditawarkan tersangka.
Namun setelah beberapa bulan menggunakan jasanya, orang yang disukainya tidak mendekat dan justru semakin menjauh.
"Kemudian, pada Minggu 15 Oktober 2023 itu, korban mendatangi tersangka. Diduga, berniat meminta klarifikasi dari tersangka. Namun sepertinya, terjadi ketidaksepahaman antara keduanya hingga berujung pembunuhan terhadap korban," terangnya.
Dirinya menuturkan, pemeriksaan dan pendalaman terhadap kasus tersebut dilakukan bertahap, karena juga melihat kondisi dari tersangka.
"Untuk keterangan lain ataupun dugaan cekcok yang terjadi antara tersangka dan korban, masih kami dalami. Kami juga melihat kondisi tersangka yang kelelahan, sehingga pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan bertahap," tambahnya.
AKP Nur Wasis juga menambahkan, bahwa pihak keluarga korban dari Surabaya telah datang ke Kamar Jenazah RS Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Hal itu dilakukan, untuk lebih memastikan bahwa tengkorak yang dipendam oleh tersangka adalah benar-benar milik korban Adrian Prawono.
"Keluarga datang dari Surabaya, untuk mengecek struktur gigi dari tengkorak tersebut. Pihak keluarga melihat ada beberapa susunan gigi yang mirip dengan milik korban,"
"Namun, keluarga masih ingin memastikan dengan melihat foto korban semasa hidup, yang terlihat giginya secara jelas. Disamping itu, kami juga akan membantu ke dokter gigi, untuk memastikan petunjuk apakah tengkorak yang ditemukan itu benar milik korban," tandasnya.
Source | : | TribunJakarta.com,TribunJatim.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar