Diketahui, kasus itu berawal saat seorang warga sipil, yang juga pelaku curanmor berinisial EI meminta bantuan Kopda AS mencarikan kendaraan yang rencananya akan dikirimkan ke Timor Leste pada Juni 2023 lalu.
Kemudian, Kopda AS menginformasikan permintaan tersebut kepada Mayor BP dari satuan Pusziad.
Akhirnya, dipinjamkan lokasi di Gudblkir Pusziad Buduran, Sidoarjo.
Lalu, Reskrim Polda Metro Jaya mendapatkan laporan dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) terkait praktik tersebut. Informasi itu diteruskan ke Pomdam V/Brawijaya.
"Ini merupakan hal yang sangat baik, di mana hasil kerja sama antara Pomdam V dengan Polda Metro Jaya," kata Wakapendam V Brawijaya Letkol Inf M. Iswan Nusi, di Surabaya, Senin (8/1/2024).
"(Kami) berhasil mengungkap, untuk kegiatan penggelapan kendaraan bermotor yang terjadi di wilayah Jatim (Jawa Timur) ini," tambahnya, dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com.
Reskrim Polda Metro Jaya dan Pomdam V/Brawijaya pun membawa terduga pelaku, EI, menuju ke gudang penyimpanan kendaraan bodong itu, Kamis (4/12024), sekitar pukul 15.10 WIB.
Petugas temukan 49 mobil dan 215 sepeda motor yang disimpan di empat lokasi di Gudblkir Pusziad Buduran, yakni di samping lapangan tenis dan gudang, rumah dinas serta aula yang tidak terpakai.
Lebih lanjut, Iswan mengungkapkan, pihaknya sampai sekarang masih melakukan proses pengusutan kasus itu.
Salah satunya meminta keterangan oknum TNI AD yang terlibat.
"Sampai saat ini ada tiga oknum TNI dengan inisial pertama Kopda AS, kemudian ada Praka AJ, kedua orang itu asal satuannya dari Puspalad. Kemudian ada lagi Mayor BP (PjK) itu dari Puziad," ujarnya.