"Motifnya dendam dan sakit hati, karena tersangka mengaku sering dimarahi korban. Mereka sudah tidak harmonis, oleh karena itu istri korban berupaya menjadi dalang skenario supaya korban ini dibunuh," beber Wirdhanto.
Tak hanya itu, diduga korban mengetahui istrinya berselingkuh atau memiliki pria idaman lain (PIL).
Keduanya juga sudah ingin bercerai akan tetapi pelaku tidak mau lantaran ada perjanjian pra-nikah.
"Saat ini tersangka OC memiliki PIL (pria idaman lain) dan kemudian ada skenario menarik dimana kalau misalnya itu korban dicerai istri, ada kesepakatan bahwa harta tidak bisa dibagi dan menjadi milik korban," imbuhnya.
"Tapi kalau misalnya meninggal dunia, dia (Ossy) bisa menjadi waris dan masalah status sosialnya akan berbeda antara janda cerai dan mati. Maka muncul skenario menghabisi nyawa korban dengan seolah-olah dibegal," kata Wirdhanto.
Dalam aksi pembunuhan berencana itu, kata Wirdhanto, Ossy meminta bantuan adik kandungnya, Pandu.
Keduanya pada dua pekan sebelum kejadian pembunuhan sempat berencana meracuni korban, tetapi rencana itu urung dilakukan dan disepakati membuat skenario begal.
"Pernah ada beberapa rencana lain, seperti meracuni korban, namun akhirnya disepakati modus begal karena mengetahui kebiasaan korban yang sering keluar malam," ujarnya.
Setelahnya, Ossy meminta Pandu mencari eksekutor untuk membunuh suaminya.
Modusnya adalah memancing korban ke sekitar tempat kejadian perkara (TKP) lewat adik ipar korban yang meminta dijemput karena motornya mogok.
"Adik kandung OC, berperan mencari eksekutor yang sudah kami kantongi identitasnya, lalu mempersiapkan senjata tajam dan ikut ada di lokasi kejadian pada 9 Januari itu ketika korban dieksekusi," katanya.
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar