Find Us On Social Media :

Tak Tahan Lihat Putrinya Menderita Karena Kanker, Dokter Wanita Pilih Habisi Nyawa Buah Hatinya Sendiri

Ilustrasi pembunuhan dan penyiksaan.

Dalam persidangan, Mehrnaz Didgar mengklaim putrinya mengatakan kepadanya berkali-kali bahwa ia ingin mati. 

"Dia berkata 'mengapa kita menunggu kematian? Saya ingin mati sekarang," ujar Mehrnaz Didgar.

Baca Juga: Asyik Main HP Sampai Lupa Tinggalkan Anaknya dalam Mobil Hingga Tewas, Sang Ayah Justru Minta Ganti Rugi Pihak Sekolah

"Aku kosong, tak bernyawa. Aku minum obat yang sering aku terima untuk pasien. Aku percaya kita berdua harus mati, semuanya baik-baik saja," ucap Mehrnaz Didgar meniru ucapan sang anak.

Sementara ayah Eline, Steven Pans mengatakan jika putrinya mulai mengatasi kanker dengan lebih baik seiring bertambahnya usia. 

Steven Pans juga mengklaim jika Eline tidak pernah menunjukkan tanda-tanda ingin mati, bahkan saat ia sedang kesakitan.

Baca Juga: Duda Tewas Dikeroyok di Jembatan Gadang Kota Malang, Salah Satu Pelaku Masih Berusia 15 Tahun

Kini, Mehrnaz Didgar menyesal telah membunuh putrinya, meskipun dengan alasan ingin menyelamatkan Eline dari penderitaan. 

"Jika saya bisa memutar balik waktu, ini tidak akan terjadi. Sejak awal, saya sangat benci disebut sebagai pembunuh. Saya bisa merasakan sakit yang ia rasakan." kata Mehrnaz Didgar. 

(*)