Find Us On Social Media :

Menari-nari di Atas Kematian 9 Anggota TNI, Egianus Kogoya Minta Jokowi Tarik Aparat dari Nduga, KKB Papua Sebut Tewasnya Hendrik Lokbere Tanda Kekalahan Selama 1 Tahun Perang

Ilustrasi KKB Papua

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua belakangan terus menerus membuat onar.

Dikutip dari Antara, Dandrem 172 PWY Kol Inf Binsar Sianipar menyebut jembatan yang menghubungkan Batas Batu-Kenyam, Nduga tidak bisa dilewati akibat dirusak KKB.

"Memang benar jembatan yang menghubungkan Batas Batu-Kenyam dirusak KKB, sekitar tanggal 20 Desember sehingga masyarakat kesulitan mendroping logistik ke ibukota Nduga," ujar Sianipar, Jumat (27/12/2019).

Baca Juga: Masih Berkeliaran di Australia, Veronica Koman Justru Putar Balikkan Fakta dan Berani Salahkan TNI, Padahal KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Jadi Dalang dari Satu Warga Nduga yang Tewas Ditembak Mati

"Selain merusak jembatan hingga tidak bisa dilewati, KKB juga menembak anggota yang sedang berpatroli sehingga terjadi kontak tembak," lanjutnya.

Ia mengatakan selama ini logistik diangkut menggunakan kapal-kapal kecil dari Timika dan jarang yang dikirim dengan menggunakan pesawat.

Namun, dengan terputusnya jembatan penghubung itu menyebabkab logistik masih tertahan di Batas Batu.

Baca Juga: Terus Menerus Cari Perhatian, KKB Papua Ikut Beri Pernyataan Soal Kabar Wakil Bupati Nduga Mengundurkan Diri dari Jabatan, Sebut Wentius Nimiangge Copot dan Letakkan Seragam di Samping Jasad Hendrik Lokbere Demi Keadilan Rakyat

Konvoi kendaraan warga juga tidak bisa melintasi sungai karena saat ini airnya cukup deras.

"TNI akan segera memperbaiki dan membuat jembatan sementara sehingga warga kembali dapat melintas di atas sungai tersebut," kata Sianipar.

Danrem 127/PWY yang membawahi empat Kodim yang terbesar di 11 Kabupaten itu mengaku secara keseluruhan situasi di Kabupaten Nduga relatif kondusif.

Baca Juga: Gusby Waker Dijuluki Komandan Halu, KKB Papua Tak Henti Cari Perhatian, Ngaku Satu Pekan Perang Lawan Jutaan Prajurit TNI, Padahal Ini yang Terjadi

"Secara keseluruhan situasi di Kabupaten Nduga relatif kondusif," ujarnya.

Di balik kejadian itu, KKB Papua melalui akun Facebook TPNPB turut membuat pernyataan, Jumat (27/12/2019).

KKB pimpinan Egianus Kogoya mengaku terlibat baku tembak dengan aparat TNI di Kenyam pada 19 Desember 2019.

Baca Juga: OPM Koar-koar Sudah Bantai 13 Orang, Puspen TNI: Kami Bukan Organisasi Liar Seperti KKB, Setiap Pimpinan Tidak Mungkin Sembunyikan Data Prajuritnya yang Meninggal Dunia

KKB mengklaim dua prajurit TNI tertembak hingga menyebabkan satu diataranya meninggal dunia.

"Pada hari Kamis tanggal 19 Desember 2019 pukul 04:00 Subu pagi dini hari telah terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB dan TNI di Koteid Jalan raya Pelabuhan Momugu Batas Batu Kabupaten Nduga Papua Ibu Kota Kenyam.

Pasukan TNI sedang menggunakan 6 truk dari Pelabuhan Droping Pasukan Baru Ke Ibu Kota Kenyam secara rahasia.

Truk tersebut pulang balik drop pasukan TNI dua kali dan yang ke tiga kalinya terjadi kontak senjata dengan Pasukan TPNPB, yang akibatnya dua truk Pasukan Militer dan Polisi Indonesia hancur total disitu, dan dua anggota TNI Tertembak satu meninggal Dunia satu lagi Kritis di tangan TPNPB."

Baca Juga: Bulat Tekad Wentius Nimiangge untuk Mundur dari Jabatannya, Hendrik Lokbere yang Dituding KKB Papua Dibunuh TNI Ternyata Sopir Sekaligus Ajudan Sang Wakil Bupati Nduga: Saya Kecewa Terus, Lebih Baik Jadi Masyarakat Biasa Daripada Saya Pusing

Kelompok separatis itu menyatakan jika kontak senjata masih terus berlanjut sampai 20 Desember 2019.

Hendrik Lokbere salah satu warga sipil Papua pun turut tewas dalam pertumpahan darah di Kenyam.

KKB Papua lantas menuding prajurit TNI yang mengakibatkan Hendrik Lokbere meninggal dunia.

Baca Juga: Bercucuran Air Mata Tahu Putranya Gugur Ditembak KKB Papua Pimpinan Lekagak Telenggen, Ibunda Lettu Erizal Zuhri Sidabutar: Ngapain Kau Jadi Tentara, Kalau Hanya untuk Mengantar Nyawa

"Dan ke-esokan Harinya yaitu Jumat tanggal 20 Desember 2019 pukul 4:52 sore telah terjadi kontak senjata antara pasukan TPNPB dan pasukan TNI di jalan Pelabuhan Momugu-Keneyam, yang akibatnya sebuah truk muatan pasukan TNI dan dua buah mobil Strada Triton muatan pasukan TNI jadi sasaran tembak dari Pasukan TPNPB dan 5 orang Prajurit TNI tewas 5 lainnya krisis, namun dua yang yang lainya meninggal di Rumah sakit umum Keneyam.

Pada hari jumat tanggal 20 Desember 2019 pukul 6:30 Sore waktu Ndudama, Hendrik Lokbere tertembak mati oleh Pasukan Militer Indonesia.

Ditembak mati saat perjalanan menggunakan sebuah truk menuju ke Koteid, dengan tujuan menjemput Masayakat di Kebun....." tulisnya.

Baca Juga: Acungkan Panah, Leus Murib, Aparat Kampung Distrik Kuyawage Berani Usir KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya, Sempat Berontak Tapi Pikir Dua Kali untuk Kontak Senjata

Tak berhenti sampai disitu, Egianus Kogoya memberikan 8 poin pernyataan terkait kematian Hendrik Lokbere.

1. Saya Selaku Panglima TPNPB Kodap III Ndugama Bridgen Egianus Kogeya menjampaikan Kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi dan Panglima TNI Segerah bersikan Sampah mu, yaitu Warga Non Papua yang ada di Kabupaten Nduga dan segera tinggalkan Ndugama;

2. Kematian Hendrik Lokbere pihak militer Indonesia mengatakan Egianus Kogeya menembak Warga sipil atas Nama Hendrik Lokbere adalah Kegagalan Pemerintah Indonesia dan militer yang terlalu bodok membuat laporan seperti itu;

3. Sejak tanggal 22 Desember 2019 pukul 6:30 sore detik-detik penembak terhadap Hendrik Lokbere adalah detik-detik tutupnya semua akses Pembangunan di Kabupaten Nduga;

Baca Juga: Gugur Ditembak KKB Lekagak Telenggen, Lettu Erizal Zuhri Sidabutar Ternyata Akan Menikah Usai Mengabdi di Papua, Unggahan Terakhirnya Bak Sebuah Firasat

 4. Jika Pemerintah Indonesia sudah mengajarkan TPNPB Membunuh warga sipil, maka warga non Papua yang ada di Kabupaten Nduga kami akan Bunuh semua tidak Pandang Buluh;

5. Jalan Raya Pelabuhan Momugu ke Keneyam ibu Kota Kabupaten Nduga adalah Areal perang TPNPB, jika TNI melihat Langsung menembak mati warga civil adalah Kegagalan Pasukan TNI di lapangan;

6. Pada tanggal 19 dan 20 Desember 2019 itu pasukan TPNPB sudah berhasil menembak mati 9 anggota TNI dan 3 masih kritis 4 unit Mobil Strada dan alat berat sudah di bakar. Oleh karena itu Militer dan Polisi Indonesia harus segera umumkan semua kejadian itu;

Baca Juga: Makin Beringas Meski Telah Dihujani Peluru 50 Pasukan Elit RPKAD, KKB Papua Pimpinan Lodewijk Mandatjan Alot Untuk Ditaklukan, Konflik Selesai Saat Sarwo Edhie Wibowo Turun Tangan Tanpa Senjata

7. Perang kami TPNPB Kodap III Ndugama tetap akan Perang terus sampai Kemerdekaan Papua barat jatuh di tangan kami dan kami akan berhenti perang;

8. Tertembaknya Hendrik Lokbere adalah Bertanda kekalahan Pasukan TNI di lapangan perang selama 1 Tahun antara Pasukan TPNPB dan Pasukan Militer dan Poliis Indonesia di Ndugama-Papua.

(*)