Gridhot.ID - Plastik kini jadi musuh masyarakat dunia di era modern ini.
Tak bisa dimusnahkan dan akan terus menumpuk selama ratusan tahun jadi penyebab plastik menjadi produk yang sudah mulai mengancam lingkungan.
Sampah plastik baik di daratan maupun lautan semakin menjadi sorotan dunia internasional karena dampak negatifnya bagi lingkungan maupun bahaya bagi kelangsungan kehidupan hewan.
Sejumlah fauna juga banyak ditemukan mati akibat dari sampah plastik.
Beberapa di antaranya ada yang menelannya, terjerat sampah di tubuhnya, bahkan sampai mengancam keselamatan fauna tersebut.
Fakta miris akibat sampah manusia ini membuat hewan-hewan tersiksa dan suatu saat bisa saja spesies hewan tertentu punah karena habitatnya sudah tak lagi aman.
Seperti itulah hal yang dirasakan ikan Arapaima seberat 70 kilogram ini.
Ikan itu ditemukan mati terapung di salah satu kolam air tawar di Thailand dengan kondisi tubuhnya terlilit dengan karung plastik.
Foto-foto kematian ikan Arapaima sempat diunggah oleh halaman Facebook Thailand Fishing pada Sabtu, (25/7/2020).
Dalam unggahannya mereka mengungkapkan bahwa ikan Arapaima itu sedang hamil dan telah ditemukan mati terapung pada 25 Juli.
Kematian Arapaima sebesar manusia ini diduga karena orang-orang yang ceroboh terus menerus membuang sampah plastik ke habitatnya.
Beberapa hari sebelum kematian ikan tersebut, pemiliknya sempat menemukan Arapaima sedang berenang dalam lilitan karung plastik yang membuat kematiannya semakin menyiksa.
"Apa yang mungkin mengorbankan nyawa laut, ikan, lumba-lumba, kura-kura, setiap hari terjadi hari ini di depan pintu kami," tulis laman Facebook Thailand-Fishing.
Diketahui, Arapaima yang diberi nama Ryan oleh pemiliknya selalu diberi makan setiap hari, ikan itu juga telah memasuki usia tujuh tahun dengan panjang 188 cm dan berat lebih dari 70 kilogram.
Setelah kematian ikan tersebut, pemiliknya pun merasa sangat bersedih atas kehilangan hewan peliharaannya.
Ikan Arapaima itu diberi penguburan yang layak oleh pemiliknya dan memastikan untuk melepas kantong plastik yang menyebabkan kematiannya.
Dalam foto yang diunggah, laman Facebook Thailand-Fishing juga menunjukkan ribuan telur-telur yang berhasil dikeluarkan dari perut Arapaima tersebut.
Mayoritas netizen juga menyatakan kesedihannya atas kematian ikan ini sebelum dia mengeluarkan anak-anaknya.
"Aku terluka sedih ketika dia sudah melahirkan telurnya sebelum kematiannya," ungkap seorang pengguna Facebook.
Beberapa pengguna Facebook lainnya juga turut menyayangkan kejadian ini atas dasar ulah manusia yang sembarangan membuang sampah.
"Sangat menyedihkan melihat orang-orang benar-benar tidak peduli tentang pengaruh sampah mereka terhadap lingkungan dan siapa yang paling terpengaruh. Beristirahatlah dalam damai Ryan, berenang bebas di surga," ujar pengguna Facebook.
"Sangat sedih teman! Membunuh dunia dengan sampah kita sendiri," tambah pengguna Facebook.
"Manusia adalah masalah terbesar di bumi. Alam sedang melakukan pekerjaannya sekarang. Manusia tidak akan pernah belajar serakah selamanya," ungkap pengguna Facebook lainnya.
Sejak diunggah pada 25 Juli lalu, hingga kini unggahan tersebut masih saja menjadi pusat perhatian dan terus dibanjiri komentar dari ribuan pengguna Facebook.
Postingan itu pun berhasil mengundang ribuan reaksi dari warganet, mendapatkan lebih dari 3,1 ribu kali suka dan telah dibagikan lebih dari 4 ribu kali oleh pengguna Facebook.
Ikan Arapaima
Melansir dari bobo.grid.id, ikan arapaima merupakan ikan yang tinggal di Sungai Amazon, Amerika Selatan.
Ikan ini dilarang masuk ke Indonesia, karena ikan ini merupakan spesies invasif yang ganas dan berbahaya bagi ekosistem Indonesia.
Ikan Arapaima jenis gigas adalah salah satu ikan air tawar terbesar di dunia.
Di Brasil, ikan arapaima dikenal dengan nama pirarucu.
Nama pirarucu berasal dari pancaran kemerahan di sisik-sisik ke arah ekor ikan ini.
Sementara di Peru, ikan ini dikenal dengan nama paiche.
Ikan araipaima bisa tumbuh sampai hampir 3 meter dan beratnya mencapai 200 kilogram.
Ikan ini juga bisa bernapas dengan mengambil udara di permukaan.
Ini karena struktur insang ikan arapaima hanya berfungsi saat masih remaja.
Ikan arapaima memiliki paru-paru primitif yang membuatnya bisa tetap bernapas.
Ia bisa bertahan di dalam air selama 10 - 20 menit. Namun, ikan arapaima suka berada di dekat permukaan.
Di permukaan, ikan arapaima bernapas dengan mengeluarkan suara mirip batuk. Ia juga berburu di wilayah air yang dekat dengan permukaan.
Mangsanya bukan hanya ikan. Ikan arapaima juga bisa memangsa burung yang berada dekat permukaan air.
Namun rupanya posisinya yang berada di dekat permukaan membuatnya mudah diserang manusia.
Ikan ini justru diburu di negara asalnya. Beberapa suku asli di sepanjang sungai Amazon mengonsumsi daging ikan arapaima.
Suku asli ini juga mengumpulkan sisik ikan arapaima untuk dijadikan perhiasan.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Viral Ikan Arapaima Sebesar Manusia Mati dengan Kondisi Hamil, Perut Terlilit Sampah Plastik.
(*)