Find Us On Social Media :

Buntut Panjang Ledakan Beirut, Sistem Negaranya Bisa Hncur Seketika, Para Pejabat Tinggi di Pemerintahan Lebanon Pilih Mengundurkan Diri, Rakyat: Jatuhkan Rezim!

Video detik-detik terjadinya ledakan di Beirut, Lebanon

Gridhot.ID - Ledakan di Beirut ternyata tak hanya membuat negara tersebut harus mengalami krisis.

Sistem negara Lebanon kini terancam akibat ledakan yang terjadi.

Pejabat pemerintah yang mengundurkan diri pasca ledakan di Lebanon bertambah.

Baca Juga: Sudah Bersahabat Sejak Lama, BCL Kirim Kado Spesial untuk Nia Ramadhani, Tulis Pesan Menohok untuk Istri Ardi Bakrie: Nikmati Momen yang Dipunya, Karena Waktu Sangat Berharga

Terbaru, Menteri Lingkungan Demanios Kattar mengundurkan diri, Minggu (9/8/2020).

Sebelumnya, Menteri Informasi Lebanon, Manal Abdel Samad lebih dulu mengundurkan diri pasca-ledakan di Lebanon, dan disusul amuk warga yang kecewa dengan pemerintah Sebanyak 4 anggota parlemen Lebanon juga mengumumkan bahwa mereka akan mundur bergabung dengan 4 lainnya yang telah lebih dulu mengumumkan kemunduran diri mereka sebelum sidang parlemen dijadwalkan pekan ini.

Kattar mengatakan, kemundurannya karena sistem negara Lebanon telah "rapuh dan tidak berdaya", seperti dikutip The Associated Press.

Baca Juga: Bakal Cair Bulan September, BPJS Ketenagakerjaan Mulai Saring Rekening Karyawan Calon Penerima Subsidi Gaji Rp 600 Ribu, Ini Kriterianya

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab pun menemui beberapa menterinya usai pengumuman undur diri Abdel Samad untuk mencegah para pejabat lain mundur.

Diab juga merencanakan pertemuan pada hari ini, Senin (10/8/2020).

Karena, mundurnya 7 atau lebih dari 20 menteri bisa memaksa kabinet pemerintahan itu untuk turun dan menjadi pemerintah sementara.

Baca Juga: Ditemukan Tewas, Pelajar SMA yang Jatuh di Gunung Piramid Sempat Ambil Foto Sebelum Terpeleset ke Tebing, Rekan Multazam Akui Dingatkan Petugas Babinsa Agar Tak Mendaki

Rakyat Lebanon gaungkan yel 'jatuhkan rezim' seperti Arab Spring 2011 Pada Minggu kemarin (9/8/2020) para pengunjuk rasa turun ke area parlemen dan bentrok dengan pasukan keamanan yang menembakkan gas air mata serta mengejar para demonstran.

Insiden itu adalah kelanjutan dari sebelumnya, Sabtu malam (8/8/2020) menurut The Associated Press.

Para pengunjuk rasa turun ke jalan setelah ledakan dahsyat di Lebanon.

Baca Juga: Asyik di Ruang Tamu Usai Kembali Berlibur Bersama Suami, Istri Duta Besa Belanda di Lebanon Tewas Setelah Dihantam Puing-puing Ledakan yang Setara 3 Kiloton TNT, Ini Sosoknya

Menyalahkan tindakan korupsi dan elit penguasa Lebanon yang tidak mengurus negara dengan baik.

Demonstran mendirikan tiang gantungan kayu sebagai simbol dan memegang setidaknya satu spanduk bertuliskan "mundur atau gantung," menurut Reuters.

Beberapa puluh orang dari mereka masuk ke kementerian luar negeri Lebanon dan membakar potret Presiden Michael Aoun.

Baca Juga: Jembatani Djoko Tjandra dengan Brigjen Prasetijo, Anita Kolopaking Langsung Ditahan Jam 4 Subuh, Tim Advokat Ajukan Praperadilan: Kenapa Penahanan Dilakukan?

Di dalam demonstrasi tersebut seorang pengunjuk rasa mengatakan melalui alat pengeras suara, "Kita tinggal di sini. Kami menyerukan rakyat Lebanon untuk menduduki semua kementerian."

Demonstran lainnya memulai seruan, "Rakyat ingin jatuhkan rezim!" sebuah slogan yang kerap disuarakan selama demonstrasi Arab Spring pada 2011 silam.

Ledakan di Pelabuhan Beirut telah menewaskan sedikitnya 165 orang, melukai 6.000 orang, serta merusak ratusan bangunan.

Baca Juga: Dikenal Baik Seperti Ibu Peri, Ashanty Ternyata Sembunyikan Banyak Borok, Sang Sahabat: Tuh Kan Terbukti...

Dugaan sementara ini, ledakan terjadi karena 2.750 ton bahan eksplosif amonium nitrat terbakar di sebuah gudang di pelabuhan.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Semakin banyak pejabat mengundurkan diri dari jabatannya pasca ledakan di Lebanon.

(*)