Find Us On Social Media :

Anies Baswedan Pilih Perpanjang PSBB Ketat, Epidemiolog Ini Satu Suara dengan Jokowi, Sebut Mini Lockdown Lebih Efektif: Dari Awal Saya Bilang...

Jokowi

Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari

GridHot.ID - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada pertengahan September lalu telah menyatakan memperketat PSBB.

Dua minggu berlalu, Anies memperpanjang penerapan PSBB ketat selama dua pekan terhitung mulai 28 September 2020 hingga 11 Oktober mendatang.

Melansir Tribunnews.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung tidak efektifnya pembatasan aktivitas di tingkat provinsi.

Baca Juga: PSBB Jilid II Seakan Sukses Turunkan Angka Pasien Corona di Jakarta, Anies Baswedan Malah Perpanjang Pembatasan Hingga Dua Minggu ke Depan, Kawasan Ini Buat Gubernur Tak Berani Longgarkan Wilayahnya

Menurut Jokowi, pembatasan aktivitas di tingkat provinsi merugikan banyak orang.

Mantan Wali Kota Solo ini berpendapat, pembatasan aktivitas cukup dilakukan di lingkup kecil.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional lewat konferensi video, Senin (28/9/2020).

Baca Juga: 10 Hari Berjalan, PSBB Jilid 2 DKI Jakarta Justru Picu Peningkatan Rata-rata Kasus Harian Covid-19, Anies Baswedan: Perketat Lagi Biar Jakarta Terkendali!

"Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif. Jangan sampai kita generalisir satu kota atau satu kabupaten apalagi satu provinsi, ini akan merugikan banyak orang," kata Jokowi.

Jokowi meminta jajarannya menyampaikan pesan tersebut kepada gubernur, bupati dan walikota.

"Intervensi berbasis lokal ini agar disampaikan ke provinsi, kabupaten, kota," kata Jokowi.

"Artinya pembatasan berskala mikro di tingkat desa, kampung, RW, RT, atau di kantor, pondok pesantren, saya kira itu lebih efektif," ucap dia.

Baca Juga: Bersinergi Demi Pulihkan Ibu Kota, Polda DKI Jakarta Ajak 'Kolab' Komunitas Ojol untuk Disiplinkan PSBB, Diberi Wewenang Khusus Awasi Pelanggar Protokol Kesehatan

Jokowi yakin cara ini bisa menekan penularan Covid-19 yang sampai Minggu kemarin sudah mencapai 275.213 kasus.

Di sisi lain, Jokowi juga menegaskan, pemerintah terus berupaya meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian.

Soal pembatasan di tingkat provinsi itu, Jokowi tidak menjelaskan secara spesifik, provinsi mana yang ia maksud.

Baca Juga: Anies Baswedan Tutup Paksa Jakarta Pakai PSBB, Hotman Paris Buktikan Kesaktiannya Kirim Permintaan Khusus ke Gubernur, Siapa Sangka, Permohonannya Langsung Dikabulkan

Namun demikian, saat ini, satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan PSBB ketat adalah DKI Jakarta.

 

Bukan kali ini saja Jokowi menyatakan ketidaksetujuannya dengan adanya PSBB di tingkat provinsi.

Saat Anies mengumumkan PSBB ketat pada pertengahan September lalu, Jokowi juga menekankan pentingnya pembatasan di lingkup kecil.

Dilansir dari Kompas.com, pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, pemberlakuan pembatasan sosial berskala kecil dalam menekan laju penularan Covid-19 atau mini lockdown lebih efektif untuk dilakukan.

Baca Juga: DKI Jakarta Terlanjur Mengetatkan PSBB, Jokowi Justru Sebut Strategi Ini Lebih Detail dan Efektif: Jangan Buru-buru Menutup Sebuah Wilayah

Menurut dia, mini lockdown langsung melibatkan masyarakat dan komunitas sehingga lebih bisa dikendalikan dengan baik.

"Dari awal saya bilang, 'the community is the frontline' dalam mengatasi wabah. Pembatasan dalam komunitas itu bisa berbasis tempat tinggal, tempat kerja, kantor, pabrik, dan sebagainya," ujar Pandu ketika dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Dia pun menyebut, ada sejumlah keuntungan dari mini lockdown tersebut. Pertama, karena sifatnya melibatkan masyarakat secara langsung maka cenderung bertahan lama.

Baca Juga: PSBB Total Ibu Kota Jilid 2, Anies Baswedan Terapkan Penanganan Berbeda dari Fase PSBB Sebelumnya, Berikut Aturan-aturan Baru yang Diberlakukan

Jika demikian, hal ini menguntungkan untuk menghadapi pandemi dengan durasi panjang seperti Covid-19.

Menurut Pandu, mini lockdown yang juga disinggung Presiden Joko Widodo ini perlu segera dilakukan.

"Kemudian sebaiknya dipersiapkan terlebih dulu. Bisa dipersiapkan selama PSBB ini," kata Pandu.

Baca Juga: Beri Penilaian tentang Wabah Covid-19, Direktur CDC Sebut Pandemi Bisa Berakhir dalam 8 Minggu: Jika Kita Semua Pakai Masker

"Sehingga setelah PSBB dilonggarkan, mini lockdown sudah berjalan dengan baik," ucap dia.

Pandu juga menyarankan agar mini lockdown tetap dijaga hingga pandemi berakhir.

Baca Juga: Takut Bubarkan Konser Dangdut yang Digelar Wakil Ketua DPRD, Kapolsek Tegal Kini Dicopot dari Jabatan, Kompol Joeharno Diperiksa Propam

Dengan begitu, pencegahan penularan Covid-19 bisa ditekan semaksimal mungkin dan kondisi kesehatan masyakat tetap terjaga. (*)