Find Us On Social Media :

Bongkar Kehidupan di Lingkungan Istana, Anak-anak Raja Yogyakarta: Dulu Ikut Upacara Males Banget

(Kiri) GKR Bendara dan (kanan) GKR Hayu

Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari

GridHot.ID - Orang tua hadir sepanjang hayat di hadapan anak-anaknya.

Oleh karena itulah pendidikan dalam rumah tak akan pernah pupus dalam diri seorang anak.

Namun, tentu banyak yang penasaran, bagaimana dengan kehidupan keturunan darah biru di lingkungan Keraton Yogyakarta?

Baca Juga: Ngebet Nikah Sejak SMA, Penyanyi Ini Kabarnya Dulu Pernah Minta Bantuan Jokowi untuk Carikan Jodoh, Kini Sudah Hidup Bahagia Usai Dipersunting Pangeran Keraton Solo

Melansir TribunJogja.com, lahir di lingkungan kerajaan tentu mendapatkan fasilitas yang cukup lengkap dalam kehidupan sehari-harinya.

Meski demikian, beberapa waktu lalu kesederhanaan justru ditampakkan oleh putri dari Raja Kraton Yogyakarta, GKR Nurastuti Wijareni alias GKR Bendara

Bagaimana tidak?

Pasalnya, meski anak seorang raja, GKR Bendara tetap menunjukan kesederhanaanya sebagai seorang putri dari orang nomor satu di Yogyakarta tersebut.

Baca Juga: Kunjungi Keraton Yogyakarta, Ratu Maxima Sengaja Lakukan Hal Ini Saat Bersalaman dengan Sri Sultan Hamengku, Raja Belanda Bernostalgia Buwono X

Ya, GKR Bendara sempat ketahuan tengah naik becak dan terekam dalam video yang langsung viral setelah diunggah ke media sosial.

Ia tak segan menaiki becak yang mana pengayuhnya pun tak mengenali putri raja tersebut.

Padahal layaknya seorang putri raja, bisa saja GRK Bendara naik mobil mewah dan diantar sopir.

Apalagi penampilan GKR Bendara juga terlihat sederhana layaknya warga biasa.

Baca Juga: Kini Menyandang Gelar Gusti Kanjeng Ratu Keraton Yogyakarta, GKR Hemas Blak-blakan Soal Perjalanan Hidupnya, Hobi Berkelahi hingga Pernah 'Dibuang' dari Rumah

Menilik kesederhanaan GKR Bendara, hal itu tampak berbanding terbalik dengan banyaknya masyarakat yang menilai hidup di lingkungan kerajaan terkesan kaku dan saklek.

 

Segala aktivitasnya dirasa harus sesuai dengan aturan kerajaan yang dinilai kuno.

Dilansir GridHot dari Nakita.id, stigma tersebut dibantah oleh dua putri dari Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Gusti Kanjeng Ratu Hayu, putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Bendara, putri kelima Sri Sultan Hamengkubuwono X mengupas tuntas kehidupan sebagai putri raja di Keraton Yogyakarta Hadiningrat.

Baca Juga: Seret Nama Prabowo Subianto, Kerajaan King of The King di Banten Ngaku Tugaskan Menhan Beli 3000 Jet Tempur Buatan Eropa, Klaim Warisi Aset Soekarno Hingga Bagikan Uang Rp 3 Miliar untuk Warga Indonesia

Menurut GKR Hayu dan GKR Bendara, kehidupannya berjalan seperti biasa.

Mereka tetaplah seorang perempuan yang memiliki segudang aktivitas bahkan bekerja di lingkungan Keraton.

Bahkan, keduanya tetap mengurus anak-anaknya di tengah kesibukan pekerjaan dan segudang aktivitasnya.

Dalam wawancara dengan Nakita.id pada Rabu (7/10/2020) lalu, GKR Bendara mengungkapkan caranya mengasuh anak di lingkungan kerajaan.

Baca Juga: Atas Nama Keadilan, Indonesia Berhasil Minta Belanda Kembalikan Berlian 70 Karat yang Dulu Dijarah Penjajah, Harta Berharga Milik Sultan Banjarmasin yang Dirampas Sepihak Oleh Kompeni

"Setiap ibu pasti memiliki caranya sendiri mendidik anak. Bedanya hanya karena kita ini tinggal di lingkungan Keraton jadi kita sangat dekat dengan budaya yang pasti.

"Jadi mau tidak mau, anak akan melihat dunia di sekitar budaya dia hidup, terus mengikuti, sehingga ada ketertarikan sendiri," jelas GKR Bendara.

Menurutnya, perbedaannya hanya karena anak-anaknya tinggal di lingkungan kerajaan, sehingga sejak kecil sudah mulai terbiasa hidup dikelilingi kentalnya tradisi dan budaya, khususnya budaya Yogyakarta.

Sedikit berbeda dengan GKR Bendara, GKR Hayu melihat bahwa ia dan para kakaknya tak mendapatkan keistimewaan menjadi seorang ibu rumah tangga yang mengasuh anak di rumah.

Baca Juga: Kisah Perhiasan Ratu Kencana Wulan, Nilainya Digadang-gadang 48 Kali Cadangan Emas Freeport, Anak Cucu Sultan HB II Tuntut Pemerintah Inggris untuk Mengembalikan

"Untuk saya personally, stay at home moms itu adalah satu luxury yang kita nggak punya.

"Jadi sebagai anak-anaknya bapak itu kan kita dituntut harus berperan aktif di masyarakat, ya? Jadi kita nggak bisa jadi stay at home moms," jelas GKR Hayu.

Ia dan para kakak dan adiknya pun sempat merasakan jauh dari ibunya yakni Gusti Kanjeng Ratu Hemas karena sang ibu sudah berperan sebagai anggota DPD RI selama 4 periode.

Namun, keduanya kompak mengatakan bila anak-anaknya memang memiliki keistimewaan yakni dekat dengan budaya, sehingga anak-anaknya sejak kecil sudah mendapatkan contoh bagaimana melestarikan budaya dan tradisi sejak kecil.

Baca Juga: Bikin Was-was, Sultan Jember yang Mau Beli Rumah Ashanty Mendadak Foto dengan AA Gym, Istri Anang Hermansyah: Duh, Jangan-jangan Kaya Aku Lagi

"At one point, mau nggak mau anak-anak itu diajarin harus ikut melestarikan budaya. Kita merasakan, dulu ikut upacara-upacara itu males banget," lanjut GKR Hayu.

Meski demikian, GKR Hayu dan GKR Bendara mengaku caranya mengasuh anak dengan ibu-ibu di luar kerajaan hampir sama.

Contohnya saat GKR Bendara mengajarkan Baby-Led Weaning (BLW) pada anak-anaknyaRaden Mas Radityo Mandhala Yudo.

Diceritakan oleh GKR Hayu, GKR Bendara sempat berbeda pendapat dengan GKR Hemas perihal cara mengasuh anak.

Baca Juga: Seribu Lidah, Ini Alasan Sultan Jember Tidak Mau Bayar DP Pembelian Istana Cinere, Anang Hermansyah: Tunggu Dapat Wangsit?

"Kalau Bendara kan generasinya beda ya. Sementara kan, eyangnya melihat 'Ini kok bocah makan berantakan banget?'," cerita GKR Hayu.

"Sebenernya yang sering kena, Bendara. Kalau aku sih, mencari komprominya biar Suryo (anak GKR Hayu) kalau pas makan besar biar di kamarnya sendiri aja, ngumpet dari eyangnya.

"Nanti kalau baru snack gitu, oke lah nggak papa. Tapi aku selalu bawain snack yang relatif lebih healthy. Namanya eyang kan kalau cucunya megang toples apa, ya udah dikasih. Perkara itu isinya peyek, emping, yang kita pengen teriak. Paling nggak kita bawa alternatif," tutur GKR Hayu.

Pengalaman mengasuh anak yang diceritakan GKR Hayu dibenarkan oleh GKR Bendara.

"Kalau saya masih butuh bimbingan dari bapak-ibu, bagaimana cara membesarkan anak, terus disiplin, dan segala macem. Tapi sekali lagi, peraturan terhadap anak dan peraturan terhadap cucu itu sedikit berbeda," ujar GKR Bendara.

Baca Juga: Nyeloteh Soal Sultan Hamid II, Mertua KSAD Andika Perkasa Dikasuskan Pangeran Kesultanan Pontianak: Ini Penghinaan dan Pencemaran nama Baik!

"Zaman dulu, anak kan harus menurut perkataan orang tua. Kalau sekarang kan, ayo diajak ngobrol, emosi kamu seperti apa, kenapa kamu marah, kenapa kamu seperti ini," lanjut GKR Bendara.

Karena kedua orang tuanya sudah cukup sepuh, GKR Bendara mengaku sempat kena teguran oleh GKR Hemas lantaran membiarkan anak-anaknya nangis dan tantrum saat marah.

Saat GKR Bendara mengajarkan BLW pada Mas Radityo, ternyata GKR Hemas menegur tegas.

Baca Juga: Biasa Kalem, Sultan Jogja Mendadak Murka Hingga Ancam Tutup Malioboro, Hamengkubuwono X Kesal dengan Kelakuan Orang-orang Ini

"Apa sih itu anak 6 bulan kok disuruh makan pisang utuh, dikerok dulu lah," ujar GKR Bendara menirukan sang ibu.

"Ya udah bukan zamannya. 'Itu nanti kebebelen, muntah lah', gitu dan segala macem. Ya saya bilang, ini supaya menimbulkan kemandirian."

 

Hal tersebutlah yang kemudian membuat GKR Bendara perlu adanya diskusi antara orang tua dan para eyang dari anak-anak. (*)