Find Us On Social Media :

Murka Timor Leste Disebut Jadi Incaran Jebakan Utang China, Ramos Horta Sebut Wartawan Jepang Konyol: Terkenal Tidak Bisa Objektif!

Presiden Ramos Horta berkunjung ke Israel.

Gridhot.ID - Berbagai masalah terkait ekonomi melanda Timor Leste sejak merdeka dari Indonesia.

Dalam proses pembangunan, Timor Leste menggantungkan diri pada investor seperti China dan Australia.

Namun, banyak jurnalis di seluruh dunia mengkhawatirkan perkembangan hubungan antara China di Timor Leste.

Baca Juga: Pendidikan Seperti 'Kutukan', Pemuda Timor Leste Hanya Punya 2 Pilihan, Nganggur atau Jadi Pekerja Migran

Diketahui, China sering mentargetkan negara kecil untuk proyek pembangunan Belt And Road Initiative (BRI) dengan menerapkan diplomasi jebakan utang.

Timor Leste disebut-sebut sebagai salah satu negara yang berpotensi jatuh ke dalam jebakan utang China.

Namun, negara kecil itu ternyata sempat marah ketika negara disangkutkan dalam hubungan yang mengkhawatirkan dengan China.

Baca Juga: Kadali Timor Leste yang Miskin, Australia Tega Sedot Rp 43 Miliar per Minggu dari Ladang Minyak Bayu Undan, Kongkalikong dengan Perjanjian Ini

Dikutip dari Global Times, mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta pernah menulis pernyataan resmi karena geram dengan prediksi tersebut.

"Baiklah, jurnalis konyol lainnya menulis dengan sedikit imajinasi tentang "orang China yang berbahaya" di Timor Leste," tulis Ramos Horta.

"Tapi kali ini bukan seorang jurnalis atau akademisi Australia yang membayangkan "pengaruh China" di Timor Leste, biang keladinya adalah jurnalis Jepang," ungkapnya.

Kemudian, Ramos Horta menuliskan bahwa semua isu tersebut semua berawal dari pernyataan jurnalis asal Jepang.

Baca Juga: Negaranya Miskin, Ramos Horta Tuding Bank Mandiri dan BRI Jadi Pembunuh Ekonomi Timor Leste, Marah Besar Saat Tahu Fakta Ini

"Dan jurnalis Jepang terkenal tidak bisa dan tidak ingin berpura-pura "objektif" ketika menulis tentang China," ungkap Ramos Horta.

Ternyata semua kekesalan Ramos Horta berawal dari tulisan jurnalis Jepang ini pada 2017 silam.

Diketahui, Jun Suzuki-San menulis di surat kabar Nikkei, "Timor Lorosa'e terletak di titik strategis secara geopolitik, antara Pasifik dan samudra Hindia, dan para tetangga khawatir China akan meningkatkan kehadirannya di negara itu tidak hanya secara ekonomi tetapi juga secara militer. Ini bukannya tidak berdasar ketakutan - kapal perang China melakukan kunjungan pertama mereka ke Dili tahun lalu."

Ramos Horta menjelaskan dalam 15 tahun sejak pemulihan kemerdekaan, sebuah kapal perang Tiongkok melakukan satu panggilan pelabuhan bersahabat.

"Pada periode yang sama kami memiliki banyak kapal perang AS, Australia dan Prancis yang berlabuh di pelabuhan kami. Semua mendapat sambutan hangat. Tidak ada yang luar biasa," katanya.

Ramos Horta juga menjelaskan kerja sama yang terjalin dengan kapal asing yang berlabuh di Timor Leste.

Baca Juga: Terjebak Belenggu Kemiskinan, Rakyat Timor Leste Hidup dari 'Mengais Sampah', TPA Bahkan Jadi Lokasi Tur untuk Warga Australia

"Beberapa kontrak terbesar yang pernah ditandatangani oleh perusahaan TL Pemerintah bukanlah kepada orang Cina tetapi kepada perusahaan Prancis, untuk pelabuhan perairan dalam di Dili yang baru senilai 400 juta dollar AS, dan kepada perusahaan Korea (Korea Selatan) untuk proyek basis pasokan Suai yang dihargai. dengan 700 juta dollar AS," jelasnya.

Ramos Horta juga menganggap bahwa Suzuki-san tampaknya kurang mendapat informasi. Bisa dimengerti.

Seperti kebanyakan jurnalis Suzuki-San mampir satu atau dua hari, tiba dengan prasangka anti-China di buku catatannya dan mencari tanda-tanda "orang China" yang berbahaya.

Bagi Ramos Horta, China adalah pemain ekonomi dan keuangan global utama.

"Ia memegang triliunan dolar dari utang negara AS. China berinvestasi di seluruh dunia, termasuk di Australia," ungkapnya.

"Siapa yang harus mengkhawatirkan pengaruh Tiongkok dan di mana?" katanya.

Baca Juga: Kebobrokan Pemerintah Timor Leste Dibongkar Media Australia, Nekat Utang Rp 7,4 Triliun dari China untuk Garap Proyek Tak Menguntungkan Ini

"Tapi saat orang China membangun satu atau dua bangunan di sini di TL, mereka menangis," imbuh Ramos Horta.

"Tapi kita seharusnya tidak terlalu mempermasalahkan jurnalis konyol dan dramatis akademis tentang pengaruh "orang China" di Timor Leste," paparnya.

Ungkapan tersebut ditulis Ramos Horta yang dimuat Asian Review dan diterbitkan kembali oleh media asal China Global Times tahun 2017.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul: "Timor Leste Disebut Bakal Dimanfaatkan China, Ternyata Bikin Ramos Horta Geram, Mencak-Mencak Sebut Wartawan Halu, Hingga Terbitkan Tulisan Resmi Berbunyi Begini!" 

(*)